Bukan Corona, Rocky: Dokter Meninggal Karena Kebijakan Politik Buruk!

Jakarta, law-justice.co - Rocky Gerung mengkritisi persoalan virus Corona (Covid-19). Menurutnya, wabah ini tidak bisa dilepaskan dari faktor kepemimpinan negara.

Kepemimpinan dalam mengatasi penularan dan dampak turunannya yang buruk itulah dianggap menjerumuskan banyak masalah dan jatuhnya korban.

Baca juga : PDIP Buka Pendaftaran Bakal Cagub dan Cawagub Jakarta Mulai 8 Mei

Menurutnya, sikap pemerintah yang sering dianggap lamban dan menyepelekan pada awalnya dinilai menjadi ganjalan bagi terhentinya penyebaran virus Corona di Indonesia.

Tercatat dari data terakhir hingga kini sudah 9.511 lebih korban positif Covid-19. Jika penambahan masih konsisten, bukan mustahil menyentuh angka 10 ribu.

Baca juga : Respons Gibran Usai Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang Toxic

Korban positif itu di dalamnya juga adalah termasuk tenaga medis yang berjuang menjadi benteng terakhir penanganan wabah ini.

Filsuf Universitas Indonesia itu mengatakan, justru para dokter yang meninggal akibat wabah Covid bukanlah karena virus itu sendiri. Melainkan terdampak dari sistem penanganan yang buruk.

Baca juga : Bupati Gus Muhdlor Akhirnya Mau Diperiksa KPK

“Saya menganggap bahwa dokter-dokter yang meninggal, mereka tidak meninggal karena Covid, tapi karena kebijakan politik yang buruk,” ujarnya dalam diskusi virtual KedaiKopi, Rabu (29/4).

Menurutnya, ada kepemimpinan yang tidak kuat karena terbukti wabah bisa mencapai angka kritis lebih 5.000 kasus positif.

Rocky juga menilai, kemarahan publik akhir-akhir ini akibat kebijakan pemerintah pusat yang tidak bisa menangani persoalan Covid-19 sangat mengkhawatirkan.

Ia mengungkapkan, pemimpin-pemimpin yang sukses menangani Covid-19 adalah mereka yang memiliki kepemimpinan yang kuat, strong leadership, tidak peduli apakah sistem pemerintahannya otoriter atau demokrasi. Kedua, pemimpin yang memiliki ethics of care.

Maka jika kedua karakter itu tidak terdapat pada pemimpin Indonesia saat ini maka rumus sosiologi akan terjadi.

“Di dalam keadaan lake of legitimacy, maka social unrest akan terjadi,” ujarnya. (JPNN).