Polemik Sumber Corona, AS: Rezim Xi Jinping Hancurkan Banyak Bukti!

Jakarta, law-justice.co - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, menuduh China telah menghancurkan sampel virus Corona baru yang terkumpul saat mulai menyebar. Ia pun meminta China untuk berbagi lebih banyak data untuk membantu otoritas kesehatan di negara lain lebih memahami patogen yang menebabkan COVID-19.

"Kami sangat percaya bahwa Partai Komunis China (PKC) tidak melaporkan wabah virus Corona baru secara tepat waktu kepada Organisasi Kesehatan Dunia," kata Pompeo dalam sebuah jumpa pers di Washington.

Baca juga : KPSI: Ada 50.000 Buruh akan Rayakan May Day Fiesta di Istana Negara

“Bahkan setelah PKC tidak memberi tahu WHO tentang penyebaran virus Corona, China tidak membagikan semua informasi yang dimilikinya," imbuhnya.

"Sebaliknya negara itu menutupi betapa berbahayanya penyakit ini. Negara itu tidak melaporkan penularan manusia-ke-manusia yang berkelanjutan selama sebulan sampai terjadi di setiap provinsi di dalam China,” cetus Pompeo.

Baca juga : Anies : Yang Tidak Dapat Amanah Konstitusi Berada di Luar Kabinet

“(Negara) ini menyensor mereka yang mencoba memperingatkan dunia untuk menghentikan pengujian sampel baru, dan menghancurkan sampel yang ada," sambungnya.

"PKC masih belum membagikan sampel virus dari dalam China dengan dunia luar, sehingga tidak mungkin melacak evolusi penyakit," ujarnya seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamis (23/4/2020).

Baca juga : Bank BNI Buka Lowongan Kerja 2024 Terbaru, Begini Syaratnya

Ini adalah komentar Pompeo kedua dalam seminggu yang meminta Beijing untuk lebih transparan tentang COVID-19. Rabu lalu dalam percakapan telepon dengan Yang Jiechi, diplomat top China dan direktur kantor urusan luar negeri Partai Komunis, ia mendesak untuk akuntansi lengkap tentang penanganan China terhadap wabah virus Corona.

Kedutaan China tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tetapi seorang juru bicara kementerian luar negeri pada hari Senin mengatakan: "Cina telah diserang oleh virus dan juga menjadi korban virus. Kami bukan pelakunya, atau kaki tangan virus.". (sindonews).