Rocky Gerung: BPIP Berbahaya, Mirip Komite Sentral Partai Komunis

Jakarta, law-justice.co - Pengamat politik Rocky Gerung, mengkritik keras Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Menurutnya, keberadaan BPIP seperti Komite Sentral di Partai Komunis.

Dilansir dari Sulselekspres.com, Kamis (12/12/2019), hal itu disampaikan Rocky saat hadir sebagai narasumber di Channel Youtube Realita TV. Rocky dalam kesempatan tersebut juga menolak jika Pancasila disebut sebagai ideologi negara.

Baca juga : Dibanding Ngemis Gabung Pemerintah, PKS Lebih Baik Oposisi Bareng PDIP

“Saya kritik itu, karena ada BPIB, Badan Pembinan Ideologi Pancasila. Ngga ada istilah ideologi Pancasila, ganti itu kalau tidak bubarin BPIP. Jangan sebut pembina, sebut saja pendidikan pancasila, itu boleh,” kata Rocky seperti dilihat Sulselekspres.

Rocky kemudian menyebut kalau BPIP ngaco dan berbahaya. “Ini badan pembina jadi dia kayak komite sentral di Partai Komunis. Itu ngaco kan, bahaya,” katanya.

Baca juga : Ucapan Rocky Gerung Diputus PN Jaksel Tak Hina Jokowi

Kritik Rocky terhadap BPIP disampaikan setelah dirinya lebih awal menjelaskan soal alasannya menyebut Presiden Jokowi tidak paham Pancasila.

Dia menyesalkan adanya upaya agar dirinya dipenjara akibat pernyataan tersebut. Dia berharap tafsir dirinya soal Pancasila dilawan dengan argumentasi, bukan dilaporkan.

Baca juga : Puluhan Bangunan Mengalami Kerusakan Akibat Gempa Bumi di Garut

“Saya ingin supaya tafsir saya dilawan dengan tafsir, bukan dilaporkan ke polisi. Karena polisi tidak bisa membuktikan mana tafsir mana bukan tafsir,” kata dia.

“Saya berhak untuk memilih argumentasi. Kalau saya bilang pak Jokowi paham Pancasila kenapa saya tidak dilaporin, kalau saya bilang tidak paham Pancasila kenapa dilaporin?,” tambahnya.

Rocky mengaku lebih mudah memberikan pembuktian jika menyebut Jokowi tidak paham Pancasila dari pada memuji kalau Jokowi paham Pancasila.

“Lebih mudah bagi saya, Pak Jokowi tidak paham pancasila dengan kasus BPJS semacamnya. Orang Baper untuk hal yang sebetulnya biasa saja,” pungkas dia.