Pidato Keren Nadiem yang Kritisi Sekaligus Muliakan Para Guru

Jakarta, law-justice.co - Menjadi Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo-Mar`uf Amin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim langsung menampilkan metode berbeda dengan para pendahulunya. Itu ditunjukkannya kepada para guru saat berbicara menjelang peringatan Hari Guru Nasional 2019.

"Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," kata Nadiem seperti dikutip dari JPNN.

Baca juga : Jokowi Resmi Teken UU DKJ, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Nadiem lantas memuji para guru, sebab baginya tugas guru adalah yang termulia sekaligus tersulit. Dia juga mengkritisi kebijakan yang ada, sebab sejatinya guru ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi malah lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

"Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," ujarnya.

Baca juga : Puji Timnas Indonesia U-23, Presiden Jokowi: Sangat Bersejarah!

Guru, lanjutnya, tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Guru ingin mengajak murid ke luar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

"Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal," tegasnya.

Baca juga : Ganjar Nilai Sudah Ada Keputusan soal Nasib Jokowi di PDIP

Lanjut Nadiem, guru sebenarnya tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. Guru ingin setiap murid terinspirasi, tetapi tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

"Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia," tegasnya.

Namun, kata pemilik Gojek ini, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambil langkah pertama.

Besok, di manapun guru berada, lakukan perubahan kecil di kelas yaitu:
- Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
- Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
- Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
- Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
- Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

"Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Selamat Hari Guru, #merdekabelajar #gurupenggerak," tutupnya.