Pelaku Bom Bunuh Diri Medan Terpapar Radikalisme dari Istri

law-justice.co - Polisi menduga pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, RMN, terpapar radikalisme dari istrinya, DA. Sebab, sang istri memiliki jejak digital perencanaan bom di Bali.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan DA saat ini telah diamankan oleh Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri.

Baca juga : PM Pakistan Kecam Aksi Bom di Acara Partai yang Tewaskan 42 Orang

"Istri pelaku tersebut atas nama DA. DA yang diduga yang terpapar lebih dahulu dibandingkan pelaku," kata Dedi di Mako Brimob, Depok, Kamis (14/11/2019).

Atas dasar itu, polisi menduga RMN lebih dulu terpapar paham radikalisme dari istrinya, baru kemudian terpapar dari media sosial.

Baca juga : Bom Bunuh Diri di Mapolsek Bandung, Contoh Deradikalisasi Gagal

"Ya, patut diduga, dia terpapar dari istrinya dulu, kemudian baru terpapar di media sosial jejaring istrinya," ucap Dedi.

Dari hasil penelusuran tim Densus 88 dan Direktorat Cyber Crime Bareskrim Polri, DA terbilang cukup aktif di media sosial.

Baca juga : Polisi Periksa 3 Keluarga Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Selain itu, DA disebut juga pernah berkomunikasi dengan seseorang berinisial I yang saat ini diketahui tengah mendekam di Lapas Kelas 2 Wanita di Medan.

"Si istri (DA) sering mendatangi, berkunjung ke lapas ataupun ke lokasi, itu yang masih kita dalami," ujar Dedi.

Polisi juga, kata dia, menemukan perencanaan aksi terorisme di Bali dalam jaringan komunikasi DA di media sosial.

"Itu lagi didalami dan dikembangkan. Apakah pelaku RMN ini dalam melakukan serangannya ini memiliki jejaring, baik terstruktur atau pun non struktur. Ini masih didalami oleh densus 88," tuturnya.

Ledakan terjadi di Mapolrestabes Medan pada Rabu pagi kemarin (13/11/2019). Setelah melakukan penyelidikan, Kepolisian menyebut ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri.

Sebelumnya, RMN disebut sebagai pelaku bom bunuh diri Mapolrestabes Medan, kemarin. Aksi itu menimbulkan enam korban luka, dengan empat orang di antaranya adalah personel polisi, satu orang pegawai lepas, satu orang warga sipil. Tak ada korban jiwa selain RMN.