Serangan di Gaza, 7 Gugur dan 45 Luka-luka

law-justice.co - Sejak Selasa (12/11/2019) kemarin pagi, Gaza terus digempur serangan. Tentara pendudukan Isael telah membunuh tujuh warga Palestina, demikian sumber MINA melaporkan dari Gaza, Selasa, (12/11/2019) malam.

“Sampai (Selasa) malam ini waktu Indonesia, Kementerian Kesehatan Gaza mengkonfirmasi tujuh orang warga Gaza gugur akibat serangan udara Zionis Israel ke Gaza sejak pagi tadi waktu Gaza, sementara 45 orang lainnya luka-luka,” kata sumber menyebutkan, seperti dilansir dari minanews.net, Rabu (13/11/2019).

Baca juga : Hamas Siapkan Jebakan Jika Israel Menyerang Rafah

Hal tersebut dipastikan setelah pemuda Palestina bernama Ibrahim Al-Dabous (26) telah menyerah atas luka parah yang dideritanya sejak pagi hari ketika pesawat tempur Israel menargetkan kebunnya di kota Beit Lahiya, Gaza Utara.

Al-Dabous sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza bersama dengan Mohammed Hammouda yang juga gugur menjadi sasaran pemboman Israel saat ia sedang mengemudi dari kota Beit-Lahiya, utara Gaza menuju Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

Baca juga : Akhiri Konflik Dua Negara, Hamas Siap Letakkan Senjata, Ini Syaratnya

Kerabatnya mengatakan, Al-Dabous akan mengunjungi sepupunya, yang terluka dalam serangan Israel di pagi harinya. Dikabarkan, selama penyerangan, pesawat tempur Israel menembakkan lebih dari 40 rudal ke daerah sasaran Gaza.

Empat warga lainnya yang sudah dinyatakan gugur sebelumnya yakni Pemimpin Jihad Islami, Bahaa Salim Hassan Abu Al-Atta (42), Istri dari Abu Al-Atta bernama Asmaa Mohammed Hassan Abu Al-Atta (39), Mohammed Attia Musleh Hamouda (19), Zaki Mohammed Adnan Ghanama (25) di Jalur Gaza utara.

Baca juga : PBB: Butuh 14 Tahun Bersihkan Gaza dari Puing Imbas Agresi Israel

Sementara dua orang korban lagi bernama Abdullah Awad Saqib Al-Balbisi (26), dan Abdul Salam Ramadan Ahmed (28).

Sumber MINA mengatakan jenazah keduanya sudah ada di ruang jenazah Rumah Sakit Indonesia. Dua korban tersebut merupakan korban serangan terakhir beberapa menit lalu di Beit Hanoun.

Saat Konferensi Pers bersama dengan komandan tentara militer Israel dan Kepala Shin Beth, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan perintah pembunuhan Bahaa abul Al-Atta sudah sejak 10 hari lalu karena berbahaya terhadap keamanan Zionis.