Fachrul Razi Bahas Ini saat Temui Habib Rizieq di Mekkah

Jakarta, law-justice.co - Anggota DPD RI asal Aceh Fachrul Razi menemui langsung Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) M. Rizieq Shihab saat melakukan kunjungan ke Mekkah, Arab Saudi.

Nama Habib Rizieq kembali ramai diperbincangkan khalayak terkait dengan pencekalannya.

Baca juga : Fachrul Razi Ingatkan Hakim MK Tidak Tergoda Janji Duniawi

"Pertemuan tersebut penuh dengan keakraban dan persaudaraan," tutur senator muda ini kepada wartawan seperti melansir rmol.id.

Fachrul menjelaskan, dalam pertemuan tersebut terdapat beberapa poin dibicarakan.

Baca juga : Gus Miftah Bicara Jujur soal Sosok Habib Rizieq yang Keturunan Nabi

"Kami melihat situasi dan kondisi Indonesia hari ini, maka beberapa poin yang kami bicarakan, diantaranya adalah soal sikap politik Imam Besar Habib Rizieq ke depan. Intinya perjuangan tetap dilakukan dalam menegakkan kebenaran, jika kebijakan pemerintah Jokowi baik dan bermanfaat bagi umat, ya beliau dukung, tapi jika merugikan umat, perlawanan dan kritik tetap akan dilakukan," paparnya.

Fachrul juga menambahkan terkait kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia.

Baca juga : Habib Rizieq Menikahi Keponakan Almarhumah Istrinya

"Kami berbincang soal kepulanganya Habib Rizieq di Indonesia dan terkait dengan surat pencekalan atas dirinya oleh pemerintah Indonesia" ujar Fachrul.

Menurutnya, pada intinya Habib Rizieq bersedia pulang kapan saja. Hanya saja, dia dicekal oleh pemerintah Indonesia sehingga tidak bisa keluar dari Arab Saudi. Dijelaskan pula, kepulangan Habib Rizieq dengan adanya jaminan keamanan dan keselamatan kepada dirinya dan keluarga.

Terakhir, jelas Fachrul, mereka membicarakan soal konsep rekonsiliasi.

"Konsep rekonsiliasi menurut Habib adalah rekonsilisasi dalam perspektif Ijtima Ulama dan bukan kepentingan politik," ungkapnya.

Ditambahkan Fachrul, jika berbicara rekonsiliasi, harus dipastikan semua ulama yang ditahan dan dikriminalisasi, para purnawirawan jenderal yang ditahan, serta para pendukung yang diproses hukum harus dibebaskan.

"Itu baru namanya rekonsiliasi, jadi menurut saya rekonsiliasi bukan hanya menerima jabatan posisi menteri, terus apa manfaatnya bagi umat?"tutup Fachrul sembari meminta seluruh elemen rakyat harus bersatu dan melakukan rekonsiliasi pasca pemilu.