Prasetyo: Jaksa Agung Memang Jabatan Politis

law-justice.co - Mantan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo berpesan kepada Jaksa Agung baru ST Burhanuddin, agar tidak perlu berkecil hati karena banyak yang meragukan independensinya. Prasetyo mengatakan, selain jabatan publik, Jaksa Agung memang merupakan jabatan politis.

"Kepada Pak Bur, saya pesankan bahwa Jaksa Agung bukan sekedar jabatan publik, tapi juga jabatan politis," ujar Prasetyo dalam acara lepas sambut Jaksa Agung di gedung Badan Diklat Kejaksaan Agung RI, Senin (28/10/2019).

Baca juga : Begini Respons Titiek Soeharto Ditanya Kesiapan jadi Ibu Negara

Prasetyo menegaskan kembali, tidak ada satupun Jaksa Agung yang tidak mendapat dukungan secara politis. Yang terpenting, kata dia, seorang jaksa agung harus mengabdi kepada korp Adhyaksa setelah dilanting. Prasetyo mencontohkan diri sendiri yang telah mundur dari Partai Nasedem, meski dulu ia berjuang melalui partai untuk menduduki jabatan tersebut.

"Apakah itu Pak Burhanudin Lopa, Pak Marzuki Darusman, apakah Pak Basrief, Pak Hendarman, semua pasti ada dukungan partai politik," katanya.

Baca juga : Tangani Kasus Kakap, Jaksa Agung Ungkap Perspektif Kerugian

Karena itu, Prasetyo meminta Burhanuddin untuk tetap semangat dalam memajukan kejaksaan meski di tengah perjalanan banyak yang berkomentar negatif.

"Jadi Pak Bur, saya pikir enggak perlu kita terlalu kecil hati. Kalau dalam perjalanan nanti banyak komentar, bahkan caci-maki, dan sebagainya, dijadikan pil, vitamin, untuk menyehatkan kita," kata Prasetyo.

Baca juga : Yusril Ungkit Putusan MK usai Didoakan Hotman Jadi Jaksa Agung

Presiden Joko Widodo menunjuk ST Burhanuddin sebagai Jaksa Agung untuk lima tahun ke depan. Independensi Burhanuddin diragukan beberapa pihak karena ia adalah adik kandung dari politisi PDI Perjuangan TB Hasanuddin. Burhanuddin merupakan jaksa karier, dan sebelumnya menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Kejaksaan Agung hingga pensiun pada 2014.

Burhanuddin membantah bahwa ia menjadi jaksa agung karena PDI Perjuangan dan kakaknya. Ia merasa dipilih karena profesionalisme dan telah lama mengabdi di kejaksaa. Publik diminta tidak meragukan integritasnya, terutama dalam memberantas korupsi.

“Tidak ada adik atau kakak. Kalau korupsi, saya gebukin,” kata Burhanuddin.