Sandiaga Uno, Antara Ketum Gerindra dan Anak Buah Jokowi

Jakarta, law-justice.co - Mantan Calon Wakil Presiden, Sandiaga Uno resmi menyatakan kembali ke Partai Gerindra pada hari Selasa (15/10/2019) lalu.

Pernyataan tersebut ia unggah dalam akun Instagramnya lewat video berdurasi sekitar 28 detik.

Baca juga : Sandi Ungkap Efek Buruk Rupiah Anjlok Hampir Rp17 Ribu Bagi Pariwisata

Dalam video tersebut, Sandi, panggilan akrab Sandiaga Uno, sedikit beraksi. Ia tiba-tiba membuka kemeja batik dan memperlihatkan kaos kuning di dalamnya. Dalam kaos itu ada tulisan “Gerindra, Saya Kembali.”

Besoknya (Rabu 16/10/2019), Sandi tampak hadir dalam Rapimnas Gerindra, bahkan ia didaulat menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra.

Baca juga : Soal Iuran Pariwisata via Tiket Pesawat, Ini Respons Sandiaga Uno

Kembalinya Sandi ke partai yang mengantarkannya menjadi Wakil Gubernur DKI dulu, diwarnai dua isu.

Ada yang menyebutkan pengusaha muda yang sukses ini akan dipercaya menjadi Ketua Umum Gerindra. Kemudian kabar kedua, ia akan menjadi salahsatu menteri Jokowi-Amin Ma’aruf dari Gerindra.

Baca juga : Keterangan 4 Menteri Justru Menguak Kalau Bansos Rawan Disalahgunakan

Mengenai ketua umum, Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, penetapan ketua umum harus melalui mekanisme kongres atau kongres luar biasa (KLB).

“Untuk menentukan ketua umum itu ada agenda sendiri, melalui kongres atau kongres luar biasa. Dalam rapimnas Sandiaga menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina,” jelas Dasco kepada para wartawan, usai Rapimnas Gerindra di Jakarta, Rabu (18/10/2019) seperti melansir kabariku.com.

Sementara mengenai kabar bahwa Sandiaga akan menjadi menteri memang cukup santer.

Katadata.co.id dalam edisi Selasa (15/10/2019) menulis, nama Sandiaga diusulkan sebagai calon menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf, bersama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo dan Fadli Zon.

Diketahui, Sandiaga keluar dari Gerindra menjelang pencalonannya menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto pada Agustus 2018 lalu.

Keluarnya Sandi dari partai berlambang kepala Garuda tersebut agar bisa diterima oleh partai koalisi, PAN dan PKS, sehingga Presiden dan Wakil Presiden tidak diborong Gerindra.