Setelah Membunuh, Pelaku Umumkan Pengakuan Dosa Lewat Toa Masjid

Jember, law-justice.co - Pembunuhan sadis terjadi di SPBU Jambearum, Desa Jambearum, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, Rabu (9/10) lalu,  Korban bernama Tumin (55) tewas setelah dibunuh oleh kerabatnya, Iwan (30).

Anehnya setelah membunuh, pelaku mengumumkan perbuatan sadisnya melalui pengeras suara masjid. Tak hanya itu saja, ada beberapa faktor yang menyebabkan Iwan tega membunuh kerabatnya sendiri.

Baca juga : Pemerintah Berencana Menaikan Tarif Kereta Commuteline Jabodetabek

Berikut fakta–fakta pembunuhan sadis yang dilakukan Iwan hingga mengumumkannya dengan pengeras suara masjid:

Pelaku Sakit Hati

Baca juga : Nisa Ratu Narkoba Aceh Dituntut Vonis Mati, Ini Detilnya

Kasus pembunuhan terhadap pegawai SPBU di Desa Jambearum, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, diduga karena faktor sakit hati. Pelaku, Iwan (30) marah karena korban Tumin (55) tidak memberi uang untuk membeli minuman keras.

"Sebelumnya, korban sempat berjanji kalau sudah gajian akan memberi uang kepada pelaku untuk membeli miras. Tetapi beberapa kali ditagih korban tidak juga kasih uang, sehingga pelaku marah dan emosi," ujar AKP Ribut Sugiarto, Kapolsek Puger.

Baca juga : Kapolresta Manado Diperiksa Propam soal Bunuh Diri Brigadir RA

Akui Membunuh dan Meminta Maaf

Pelaku mengumumkan aksi pembunuhannya melalui pengeras suara masjid. Aksi itu dia lakukan menjelang salat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya.

"Ketika Subuh tadi, Iwan ini tiba–tiba azan di masjid. Lalu salawatan, kemudian mengumumkan bahwa Pak Tumin baru saja meninggal dan sayalah yang membunuh," ujar Elis Suprihatin, tetangga depan rumah korban yang mendengar langsung pengumuman aneh itu.

Sembari mengakui perbuatan dosanya, Iwan tak lupa mendoakan korban Tumin. Dia juga meminta maaf atas perbuatannya itu.

"Terus dia bilang begini, semoga segala dosa Pak Tumin diampuni oleh Allah SWT dan aku Iwan minta maaf kepada semua saudaraku di desa ini," papar Elis menirukan ucapan nyeleneh Iwan.

Pelaku Menyerahkan Diri ke Kantor Polisi

Aksi Iwan rupanya masih berlanjut setelah salat subuh. "Dia menabuh gendang (semacam rebana) milik masjid, sambil teriak–teriak, enggak jelas. Kayak orang gila itu," lanjut Elis.

Setelah itu, Iwan pun pergi ke Polsek Puger untuk menyerahkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Setelah salat subuh, pelaku datang ke polsek. Kemudian, anggota SPKT bersama Unit Reskrim Polsek Puger langsung menuju ke TKP," ujar AKP Ribut Sugiarto saat dikonfirmasi.

Pelaku Merupakan Residivis

Iwan diketahui pernah dijebloskan ke penjara karena kasus penganiayaan. Dia merupakan residivis kasus kekerasan dengan senjata tajam. Namun korbannya tidak sampai meninggal dunia.

"Ini baru beberapa tahun bebas. Tapi saat itu korbannya tidak sampai meninggal dunia, hanya luka," papar Sumarno.

Diduga karena latar belakang itu, Iwan memiliki perilaku yang kerap bermasalah. Ke mana–mana sering membawa senjata tajam seperti parang. "Tapi dia tidak pernah bikin masalah di dusun sini. Biasanya di luar dusun ini bikin ributnya," jelas Sumarno.

Masa Lalu Pelaku Kelam

Iwan membunuh Tumin karena sakit hati tak dibelikan miras. Usai membunuh, Iwan mengumumkan perbuatannya dan menyerahkan diri ke polisi. Para tetangga di sekitar masjid heran dengan aksi Iwan tersebut. Banyak yang mengira pelaku memiliki gangguan jiwa.

Namun dari keterangan beberapa tetangga, Iwan juga memiliki nasib malang, karena sejak lama ditinggal ibunya dan tidak diketahui di mana ayah Iwan berada. Meski begitu, sang ibu pernah menjenguknya, sebelum Iwan dijebloskan ke penjara.

"Dia itu sekolah cuma sampai kelas 3 SD. Dia tinggal sendiri. Ibunya pergi ke Jakarta untuk bekerja dan nikah lagi, tapi katanya cerai lagi," tutur tetangga Iwan, Sumarno.