Berburu Emas Kerajaan Sriwijaya di Kawasan Bekas Karhutla

Jakarta, law-justice.co - Penemuan harta karun bekas peninggalan Kerajaan Sriwijaya di lokasi bekas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menggegerkan warga Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Bahkan ada warga lokal yang menemukan emas senilai puluhan juta di lahan karhutla tersebut.

Baca juga : Reuni UII, Ketua MA Baca Puisi

"Istri dan anak saya dapat emas sekitar 4-5 gram, kalau harga normal itu hanya Rp 3 jutaan. Tapi karena motif dan batu merah, dihargai Rp 35 juta," kata warga, Denni, saat dimintai konfirmasi lewat telepon, Jumat (4/10/2019).

Melansir dari Detik.com, melihat emas itu punya motif dan nilai sejarah, Denni pun tidak menjualnya. Ia memilih menyimpan harta karun tersebut sebagai koleksi pribadi.

Baca juga : Permainan Mengagumkan, Timnas Indonesia U-23 Dapat Bonus Rp23 Miliar

"Tidak saya jual, nanti kalau dapat lagi emas polos, tidak bermotif, baru dijual. Kalau warga lain pasti dijual, ada juga yang dapat emas dihargai Rp 60 juta," tuturnya.

 

Baca juga : Bobby Nasution Resmi Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Pencarian harta karun bekas Kerajaan Sriwijaya sendiri telah dilakukan pada 2014-2015. Saat itu lahan milik perusahaan PT Bumi Mekar Hijau (BMH) kekeringan dan sempat terbakar.

Tidak lama setelah kebakaran, warga menemukan emas di lokasi. Penemuan itu membuat geger warga hingga pada akhirnya terus dilakukan pencarian.

Pencarian sendiri mulai marak dilakukan saat musim kemarau. Sebab, kondisi air di lahan tersebut mengering dan gambut mudah digali hingga kedalaman 1 meter.

Melihat penemuan itu, tim cagar budaya Kabupaten OKI disebut sudah datang ke lokasi. Tim meminta warga untuk dapat mendaftarkan setiap temuan mereka di lokasi, terutama jika punya nilai sejarah.

"Pada 2018 lalu lokasi itu didatangi sama tim cagar budaya OKI. Tim minta ke pencari emas untuk mendaftarkan ke desa atau pihak kebudayaan," jelas Denni.

Kendala di lapangan, banyak warga yang tetap menjual emas karena kebutuhan. Namun untuk pendaftaran hingga saat ini belum diketahui berapa jumlahnya.

Sementara kondisi di lapangan, tercatat hingga kini masih ada puluhan pemburu harta karun. Bahkan mereka sampai ada yang mendirikan tenda dan menginap hingga berbulan-bulan.

"Sekarang itu ada 30-40 orang yang cari di lokasi, kalau ada yang dapat besar ya pasti ramai lagi bisa sampai ratusan lah. Mereka nginap dan bangun tenda," tutup Denni.