6 Mahasiswi Pembawa Poster `Zinahi Aku` Diperiksa Dekan Uniska

Jakarta, law-justice.co - Enam mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjary, Kota Banjarmasin, mendapat sorotan tajam usai melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa poster kontroversial.

Enam mahasiswa baru (Maba) yang baru duduk kuliah sejak awal September 2019 ini menjadi perbincangan setelah membawa poster bertuliskan "Zinahi Saja Aku! Jangan Zinahi Negaraku!"

Baca juga : APBN Surplus, Pemerintah Tetap Tarik Utang

Melansir dari Banjarhits.id, Jumat (27/9/2019), keenam mahasiswi inii turut ikut dalam aksi demonstrasi menolak sejumlah RUU kontroversial di depan gedung DPRD Kalimantan Selatan, Banjarmasin pada Kamis (26/9/2019).

Mereka berpose seraya membentangkan poster ‘Zinahi Saja Aku! Jangan Zinahi Negaraku!’ di seberang gedung DPRD Kalsel.

Baca juga : Kasus DBD Meningkat, Seluruh Elemen Terkait Perlu Cari Solusi

Keenam mahasiswi baru ini dari diketahui berasal dari Fakultas Ekonomi Uniska Banjarmasin. Mereka satu kelompok saat Orientasi Pengenalan Kampus yang dilaksanakan civitas akademika Uniska pada 3-5 September lalu.

"Mereka satu kelompok saat PKK Maba (mahasiswa baru, red) kemarin," ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Unsika, Fauzan Nur Bestari, saat dikonfirmasi, Jumat (27/9/2019).

Baca juga : PKS: `Dissenting Opinion` MK, Momentum Perbaiki Kualitas Pemilu

Fauzan mengungkapkan, pihak kampus sudah memanggil enam mahasiswi ini untuk diklarifikasi. Selain itu, keenam mahasiswi ini juga sudah meminta maaf atas kesalahan ketika demonstrasi.

"Mereka sudah dipanggil dekan. Dan sangat menyesali atas perbuatan itu. Mereka juga berjanji tak akan mengulangi lagi," ucap Fauzan.

Poster bertuliskan kata-kata yang dinilai kurang pantas itu ternyata bukan tulisan keenam mahasiswi itu. Fauzan mengatakan, keenam mahasiswi itu kebetulan hanya menumpang berfoto sambil membentangkan poster tulisan tak senonoh.

Adapun Wakil Rektor III Uniska, Idzani Muttaqin, menyesalkan tindakan yang dilakukan para mahasiswi baru tersebut. Dia mengingatkan bahwa Uniska sebagai kampus yang menjunjung tinggi nilai keislaman.
Oleh karena itu, Muttaqin menilai keenam mahasiswi ini harusnya bisa bersikap sesuai landasan norma di kampus.

"Sangat menyayangkan, karena mereka kuliah di kampus yang bernuansa islami. Harusnya bisa menjaga nama baik kampus," ujar Muttaqin.

Dia menambahkan, hingga saat ini, pihak rektorat masih menunggu Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari fakultas yang bersangkutan untuk selanjutnya dilakukan pengkajian oleh Lembaga Etik Uniska Banjarmasin.

Civitas akademika Uniska memiliki Lembaga Etik yang bertugas sebagai kontrol atas tindak tanduk mahasiswanya yang bermasalah. "Belum masih ditunggu BAP-nya. Karena kami ada lembaga etik yang memutuskan," imbuhnya.

Lantas, apakah keenam mahasiswi akan mendapat sanksi berat dari kampus? Muttaqin masih belum bisa memastikan. Namun, menurut dia, kecil kemungkinan keenam mahasiswi ini mendapat sanksi berat. "Sepertinya tidak," tutupnya.