HT Dikabarkan Beli Rumah Trump Rp193 M, Saham MNC Rontok

Jakarta, law-justice.co - Harga saham Grup MNC rontok pada perdagangan Senin (17/6). Tak tanggung-tanggung, beberapa emiten di bawah naungan grup milik Hary Tanoesudibjo ini bahkan terjun bebas hingga 25 persen.

Penurunan harga saham ini terjadi di tengah berkembangnya isu bahwa Hary Tanoe membeli rumah milik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Baverly Hills. Namun, kabar tersebut dibantah pihak Grup MNC.

Baca juga : Bank BTN Usul KPR Subsidi Buat Orang Bergaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) terpantau paling rontok mencapai 25 persen, sehingga masing-masing saham bertengger di level Rp975 per saham dan 360 per saham pada penutupan hari ini.

Sementara, saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) melemah 0,48 persen ke level Rp1.035 per saham, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) bergerak stagnan, dan PT MNC Land Tbk (KPIG) turun 0,75 persen ke level Rp132 per saham.

Baca juga : Ini Tujuan Surya Paloh Bakal Sambangi Rumah Prabowo

Kemudian, PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) terkoreksi 0,79 persen ke level Rp250 per saham dan PT MNC Investama Tbk (BHIT) turun 11,9 persen menjadi Rp74 per saham.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan penurunan harga saham MNC Grup dilatarbelakangi aksi ambil untung (profit taking) sejumlah pelaku pasar. Maklum, mayoritas saham emiten tersebut menguat beberapa waktu lalu.

Baca juga : Setoran Bulanan Puluhan Juta untuk Istri SYL Terungkap di Sidang

"Saya belum tahu persisnya (kenapa), saya hanya melihat memang ada aksi profit taking hari ini. Namun memang penurunannya berlebihan," tutur William kepada CNNIndonesia.com.

Bila dilihat kembali, saham Media Nusantara Citra sebelumnya sempat tembus ke level Rp1.300 per saham sebelum jatuh di bawah Rp1.000 per saham seperti sekarang. Hal yang sama terjadi pada saham Global Mediacom yang sempat berada di level Rp480 per saham pada pekan lalu.

Senada dengan William, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah menuturkan penurunan memang disebabkan sikap pelaku pasar yang merealisasikan keuntungannya. Sebagaimana yang dilansir dari CNN, beberapa rumor yang akhirnya membuat penurunan saham menjadi signifikan.

"Misalnya investasi dari perusahaan Perancis bernama Vivendi yang kabarnya gagal, jadi gagal berinvestasi di MNC Grup," tutur Lanjar.
Padahal, jumlah investasi yang direncanakan cukup besar, yakni mencapai US$400 juta atau setara dengan Rp5,6 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar Amerika Serikat).

"Dengan rumor gagal ini menghapus harapan trader saham di MNC Grup, investor berhati-hati dengan rumor tersebut," kata dia.