Bagaimana Menghadapi Post Election Stress Disorder?

[INTRO]

Setelah Indonesia melangsungkan pesta demokrasi Pilpres dan Pileg 2019, pada 17 April lalu, kini baik tokoh politik maupun masyarakat dihadapkan dengan berbagai konflik mengenai hasil penghitungan suara, baik melalui quick count maupun real count. Situasi ini menjadi sangat mengganggu, terutama sejak munculnya berbagai upaya saling serang melalui media sosial.

Kondisi tersebut dinilai dapat memicu peningkatan stres pada seseorang. Dilansir dari  phsychologytoday tingkat stres yang tinggi akan mengganggu kesehatan fisik dan mental, seperti sakit kepala, perasaan kewalahan, cemas, dan depresi.

Baca juga : Pria Coba Masuk Istana di Malam Takbiran, Polisi Sebut Gangguan Jiwa

Gejala-gejala tersebut disebut Post Election Stress Disorder (PESD). Banyak orang yang merasa berkecil hati, bingung, dan tertekan oleh iklim politik yang terjadi. Akibatnya, timbul gejala stres yang dapat menyebabkan masalah potensial dalam fungsi pribadi, sosial, dan pekerjaan mereka.

Meskipun tidak ada jawaban sederhana untuk mengatasi stres, ada prinsip-prinsip bermanfaat yang dapat digunakan untuk mengelola stres dengan lebih baik. Mempertimbangkan manajemen stres melalui kerangka biopsikososial mungkin sangat membantu.

Baca juga : Menkes Budi Gunadi: 1 dari 10 Orang di Indonesia Alami Gangguan Jiwa

Selain itu, menghadiri kegiatan yang bisa meningkatkan kesehatan, seperti olahraga dan relaksasi seperti yoga, meditasi, latihan fisik, doa, dan sebagainya, juga bisa meringankan stres.

Gejala psikologis dapat diatasi melalui restrukturisasi kognitif, dan juga melalui  intervensi sosial dengan cara mendapatkan dukungan dari orang lain dan menjadi bagian dari kelompok yang sehat dan mengurangi stres.

Baca juga : Tanggulangi Gangguan Jiwa Caleg Gagal, Pemkab Bekasi Buka Konsultasi

Kita jelas tampak hidup di masa yang penuh gejolak dan tingkat stres yang sangat tinggi. PESD sebenarnya mungkin sesuatu yang harus kita atasi untuk beberapa waktu mendatang. Namun terlepas dari kecenderungan politik seseorang, kita tetap bisa melakukan apa saja untuk membantu orang lain. Lagipula, kita semua akan selalu hidup bersama-sama, sekalipun berbeda pilihan politiknya.