Rini Klaim Pengelolaan BUMN Lebih Baik di Era Jokowi

Jakarta, law-justice.co - Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pengelolaan perusahaan milik negara dalam empat tahun terakhir sudah sangat jauh lebih baik dibanding lima tahun sebelumnya, tercermin dari berkurangnya BUMN yang mengalami kerugian.

"Akhir tahun 2014 banyak BUMN yang bermasalah di mana 34 BUMN tercatat merugi. Sekarang, hampir semua BUMN keuangannya sehat. Ada yang belum, tapi masih dalam tahap proses penyehatan," kata Rini sebuah wawancara dengan salah satu media televisi nasional, di Jakarta, Senin (15/4).

Baca juga : Menteri Jokowi Membahas Makan Siang-Susu Gratis Bareng Tim Prabowo

Rini mengatakan, salah satu kesalahan dalam pengelolaan BUMN di masa lalu adalah direksi yang selalu menutup-tutupi berbagai persoalan.

"Ada masalah yang ditutup-tutupi di `bawah karpet`, diumpetin. Direksi-direksi BUMN di masa lalu cenderung berpikirnya senang-senang, dapat bonus, dan membiarkan persoalan diselesaikan oleh direksi yang berikutnya. Ini yang tidak bisa dibiarkan," tegasnya.

Baca juga : Akan Bentuk `Presidential Club`, Prabowo: Diisi Megawati hingga Jokowi

Untuk itu, Rini mengatakan dirinya memiliki tanggung jawab besar dan harus menghentikan persoalan-persoalan itu.

"Saya sadar betul persoalan di masa lalu itu tidak mungkin semua terselesaikan. Namun dalam 5 tahun ini kita sudah membenahi, dan siapapun yang meneruskan BUMN sudah jauh lebih baik," katanya.

Baca juga : Penyandang Disabilitas Bisa Daftar, BUMN Ini Buka Loker Besar-besaran

Ia menambahkan, dalam empat tahun terakhir banyak melakukan efisiensi terutama di BUMN-BUMN besar.

"PLN sekarang sudah untung. Sebelumnya di masa lalu 34 proyek listrik mangkrak. Alhamdulilah, sekarang hampir semua bisa diselesaikan," ujarnya.

Selain itu, PT Pertamina (Persero) pada 2018 mencetak keuntungan lebih dari 2 miliar dolar AS, selanjutnya Garuda Indonesia sudah untung meskipun masih relatif kecil berkisar 900 ribu dolar AS jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

Demikian juga dengan Krakatau Steel, saat ini sedang melakukan restrukturisasi usaha yang diharapkan sudah mendapatkan untung pada tahun 2019.