Saat Megawati Kecewa dengan Perempuan Indonesia

Jakarta, law-justice.co - Faktanya adalah hanya ada satu perempuan di Indonesia yang pernah menjadi presiden Indonesia yaitu Dyah Permata Setyawati Megawati Soekarnoputri atau yang kerap disapa Megawati. Mega menjadi presiden sejak 2001-2004, menggantikan Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang dilengserkan oleh DPR dan MPR.

Tidak hanya itu, Mega juga menjadi satu-satunya perempuan di Indonesia yang berhasil menjadi Ketua Umum salah satu partai politik terbesar di Indonesia, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga lebih dari dua periode sejak 1998. 

Jiwa politik perempuan yang lahir pada 23 Januari 1947 ini tidak terlepas dari pengaruh orang tuanya yakni Presiden RI pertama Soekarno. Setidaknya itu terlihat dari pekikan ‘merdeka’ ketika hendak memulai dan menutup pidato atau sambutan resminya dalam berbagai acara.

Kendati menjadi wakil perempuan Indonesia, Megawati masih menyisahkan kekesalan terhadap perempuan Indonesia. Terutama perempuan Indonesia yang tidak mau memperjuangkan haknya sendiri. 

“Saya sendiri juga jengkel dengan kaum perempuan kita. Jengkelnya begini, saya pertama jadi aneh, kenapa saya bisa jadi presiden, itu buat saya sebenarnya sebuah hal yang aneh juga, tapi kenapa kok tidak banyak kaum perempuan seperti itu.” 

Demikian tutur putri Bung Karno yang duduk dikelilingi ratusan generasi muda, laki-laki dan perempuan pada Senin (7/1/2019) sore di Gedung DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta. Sesekali para pemuda itu bertepuk tangan di sela-sela Mega bercerita.

Aktris Sha Ine Febriyanti saat membacakan puisi di acara Megawati Bercerita. Foto: Robinsar Nainggolan

Mega menuturkan sebagian besar perempuan hanya bermimpi menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT). Meski Mega menilai menjadi IRT merupakan pengabdian yang luar biasa. Namun, ia menilai perempuan Indonesia bisa lebih dari itu.

Ia lantas membandingkan perempuan Indonesia saat ini dengan dahulu yang dinilainya sangat berbeda. Menurutnya, perempuan Indonesia zaman penjajahan lebih aktif dan kreatif daripada perempuan Indonesia kini.

“Kenapa sih kaum perempuan kita hanya sering mendengarkan, hanya mendengarkan, tidak lalu bereaksi. Saya juga diminta keluar negeri, di konferensi, dimana-dimana mengenai wanita, tapi menurut saya, kenapa kita tidak bisa seperti itu,” keluh Mega.

Mega memang mengaku aneh ketika memutuskan diri terjun ke dunia politik yang didominasi oleh kaum adam. Namun,berkaca pada masa lalu, kaum perempuannya juga sudah teruji dalam memperjuangkan kehidupan bangsa, Mega pun akhirnya terbiasa.

“Jadi selama ini saya berpikir, dimana letak kesalahannya? Padahal konstitusi kita sudah sangat memberikan keleluasaan, tidak ada perbedaaan, tidak disebut laki dan perempuan, tapi semua, setiap warga negara mendapatkan hak yang sama, dimana? di mata hukum. Artinya semuanya terlindungi secara hukum yang ada di Indonesia,” tambahnya.

Mega juga mengaku prihatin dengan banyaknya kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia. Hal itu menurutnya karena rendahnya kesadaran kaum perempuan akan haknya untuk mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum.

Menurut dia, perempuan Indonesia tidak hanya berpaku pada kecantikan diri, tetapi juga harus cerdas dalam berpikir dan berperilaku. Berpenampilan cantik bagi Mega tidak dilarang, tetapi bukan menjadi yang utama. Belum lagi banyaknya kejadian kekerasan terhadap perempuan di Indonesia saat ini.

“Ini kenyataan, saya bicara dengan kaum perempuan. Hey kaum perempuan Indonesia, hey TV, jangan kamu balik-balik omongan saya. Jangan lakukan kekerasan seksual dengan anak-anak, anak-anak kita, lalu ibunya buat apa? diam saja,” katanya dengan nada tinggi.

Megawati berharap kaum perempuan Indonesia dapat semakin aktif dan tidak hanya berdiam diri pada masa mendatang. Dia berharap perempuan Indonesia dapat belajar dengan baik, baik itu menjadi ibu rumah tangga maupun yang lainnya.

“Belajarlah untuk jadi ibu yang baik dan benar, mencintai anak-anak, melindungi dia, mengajarkan pelajaran mengenai masalah, hal-hal yang seharusnya diketahui oleh anak-anak, kejadian di dunia ini apa saja, tapi nyatanya tidak, daripada ibu-ibu bergosip. Saya nggak bisa loh ikut arisan, karena begitu saya datang, reaksinya bemacam-macam, ada yang gosip, saya nggak tahu gosip, pikiran saya penuh dengan politik,” tegasnya.

Seperti dirinya dengan almarhum suaminya Taufik Kiemas yang tidak pernah heboh meski sama-sama terjun ke dunia politik. Menurut dia, suaminya tersebut dijadikannya sebagai rekan untuk berdiskusi dan berdebat.Karenanya rasa keterkungkungan, apalagi kekerasan tidak pernah dialaminya.

Pemuda Jangan Cengeng
Selain perempuan, Megawati juga mengingatkan pemuda Indonesia tidak cengeng dan mengambil peran lebih besar di kehidupan bangsa dan bernegara. Ia mencontohkan dirinya sendiri yang pada usia 14 tahun, pernah menjadi delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok Serbia.

"Saya bilang ke anak-anak muda sekarang jadi cengeng, karena tidak punya tanggung jawab," jelas Megawati.

Ia juga mengkritik pemuda yang kerap menebar hoaks dan membully seseorang. Termasuk membully Megawati. Menurutnya hal tersebut tindakan yang pengecut karena tidak berani berhadapan langsung dengan orang yang dikritik. 

"Banyak kan yang membully saya, mestinya datang ke sini. Saya ingin ketemu dengan Bu Mega, saya ingin dekat dengan dia," imbuhnya.

Putri proklamator tersebut Megawati menngingatkan para pendiri bangsa ini telah bersusah payah menyatukan semua wilayah menjadi Indonesia. Oleh sebab itu, generasi muda sepatutnya merawat Indonesia dengan tidak turut menyebar hoaks yang memecah belah bangsa.

"Mau lagi porak poranda menjadi pulau-pulau terpencil lagi. Menyatukannya susah payah," imbuhnya.

Tags: |