Respons Cak Imin Soal Kasus Anak Politikus PKB yang Tewaskan Wanita

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku turut berbela sungkawa atas meninggalnya seorang perempuan di Surabaya berinisial DSA (29) usai dianiaya kekasihnya RT.

Pelaku adalah anak anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Cak Imin berharap pelaku bisa mendapat hukum yang setimpal dan memastikan partainya berpihak pada korban.

Baca juga : Suhu April di Indonesia Catatkan Rekor Terpanas dalam 4 Dekade

"Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah selalu, Saya bersepakat pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Saya dan PKB pasti berdiri di pihak korban," kata Imin dalam cuitannya di X @cakimiNOW, Jumat 6 Oktober 2023.

Menurut Imin, tidak ada tindakan kekerasan, terutama pembunuhan yang bisa dibenarkan. Apalagi dilakukan kepada perempuan.

Baca juga : Menhub Budi Karya Pecat Direktur STIP Usai Kasus Mahasiswa Tewas

"Semoga Andini mendapat tempat terbaik di sisi Allah Tuhan YME. AMIN," ujarnya.

Sebelumnya, PKB membenarkan bahwa pria inisial RT yang menganiaya perempuan di Surabaya hingga tewas adalah anak dari anggota DPR bernama Edward Tannur.

Baca juga : Golkar Pasang Target Menang 60 Persen Wilayah di Pilkada 2024

Ketua Fraksi PKB di DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan sudah mengonfirmasi kepada Edward Tannur.

"Kami telah mengonfirmasi kepada anggota Fraksi PKB DPR RI atas nama Edward Tanur dan beliau membenarkan jika R adalah putranya," kata Cucun lewat keterangan tertulis, Jumat 6 Oktober 2023.

Kuasa hukum keluarga korban Dimas Yemahura mengatakan DSA pergi dengan RT ke klub malam di Surabaya pada Selasa malam (3/10). Menurutnya, RT dan DSA berselisih saat berada di klub malam.

Menurut keterangan yang didapat, RT melakukan kekerasan kepada DSA hingga tak sadarkan diri. Saat DSA tergeletak dalam keadaan tak sadar diri di area basement, RT merekam DSA sambil tertawa dan mengklaim tak tahu apa yang terjadi.

"Saudara RT malah melakukan video Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement dan mengatakan dia enggak tahu kenapa dia tergeletak. Dan saudara RT ini masih menertawakan korban, padahal korban sudah tergeletak," jelasnya.

RT ditegur petugas dan memasukkan DSA ke bagasi belakang mobil. Ia membawa DSA ke apartemennya yang tak jauh dari sana di Jalan Puncak Indah Lontar.

"Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang. Mereka ini pergi ke apartemen. Sesampainya, sekitar pukul 02.00 WIB pagi, Rabu (4/10), si DSA sudah tidak ada napas," ujar Dimas.