Harga CPO Berjangka Diprediksi Melemah di Akhir Tahun, Ini Penyebabnya

Jakarta, law-justice.co - Harga CPO untuk kontrak pengiriman November 2023 kembali naik lebih dari 1% mendekati RM 3.900, setelah mengalami penurunan pada dua sesi sebelumnya. Hingga pukul 18.45 WIB, harga CPO berjangka naik 1,33% dari hari sebelumnya ke level RM 3.881 per ton.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan kenaikan harga CPO ini didorong sejumlah faktor. Malaysia mempertahankan pajak ekspor minyak sawit mentah pada bulan September sebesar 8% dan menaikkan harga referensinya.

Baca juga : Eksploitasi dan Politisasi El Nino Via Bansos Langgar Konstitusi

Mengenai data kargo, Intertek Testing Services dan Amspec Agri mengatakan pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk 1-20 Agustus naik antara 9,8% dan 17,4% dari periode yang sama bulan sebelumnya.

Secara terpisah, asosiasi industri produsen utama India mengatakan bahwa China mungkin membeli 7 juta ton minyak sawit tahun ini dan setidaknya 8 juta ton pada tahun 2024. Di India, impor minyak sawit pada bulan Juli melonjak 59% dari bulan sebelumnya menjadi 1,08 juta ton atau tertinggi dalam tujuh bulan.

Baca juga : Mensos Risma: Kami Tidak Berani Usulkan Anggaran Bansos El Nino

"Selain itu China berniat menaikkan pembelian minyak sawit dari Indonesia, yang terungkap dari pertemuan pejabat antar Kadin kedua negara, serta Rusia juga berminat namun masih terkendala dengan letter of credit," kata Sutopo mengutip dari Kontan.

Faktor lainnya dari cuaca ekstrem El Nino yang dapat berkontribusi pada panen yang berkurang. Sehingga membuat kemungkinan untuk mengangkat harga jika hal tersebut terjadi.

Baca juga : Kenapa Thailand Masih Bisa Ekspor Beras Meski Sama-sama Kena El Nino?