Ketika Dagang Kekuasaan Gibran Lebih Ganas Ketimbang Tommy Soeharto

Jakarta, law-justice.co - Tokoh Nasional yang juga merupakan Ekonom Senior, Rizal Ramli menilai bahwa tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) oleh anak-anak Presiden Joko Widodo dianggap lebih ganas dari anaknya Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

Hal itu dia sampaikan usai melakukan pertemuan dengan Ketua MPR RI periode 1999-2004, Amien Rais di kediaman Rizal di Jalan Bangka IX nomor 49R, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu sore (13/8).

Baca juga : Ketika Jokowi Pakai Helm Merah Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta

"Anak-anaknya (Jokowi) ini KKN semua. Konglomerat swasta mau nyumbang Rp150 miliar hanya buat bisnis pisang goreng doang. Jakarta Selatan banjir sama pisang goreng dengan duit segitu. Ada konglomerat yang nyumbang Rp100 miliar hanya buat cendol. Jakarta Selatan banjir sama cendol mas Amien. Itu namanya trading influence, dagang kekuasaan. Kekuasaan bapaknya yang didagangin. Lebih ganas dari Tommy Soeharto," ujar Rizal kepada wartawan.

Menurut Rizal, Gibran, Kaesang dan Bobby Nasution lebih gawat dalam memanfaatkan kekuasaan bapak mereka. Sebab, kata Rizal, Tommy melakukan bisnis setelah Soeharto berkuasa selama 15 tahun. Sedangkan anaknya Jokowi kata Rizal, baru tujuh tahun Jokowi berkuasa sudah kebablasan.

Baca juga : Partai Negoro Akan Kawal Jokowi agar Diproses Hukum

"Tidak hanya membangun kerajaan bisnis lewat KKN, tapi juga bangun dinasti politik. Si Gibran itu sudah dirancang sejak pemilihan Walikota di Solo, bahwa dia akan dipersiapkan untuk jadi Wakil Presiden," kata Rizal.

Makanya kata Rizal, UU Pemilu soal batas usia minimal capres-cawapres saat ini sedang coba diubah agar diturunkan supaya Gibran Rakabuming Raka bisa menjadi Bacawapres.

Baca juga : ICW Tekankan Jokowi, Pansel Capim KPK Mesti Bebas Konflik Kepentingan

"Benar-benar vulgar dan bejat apa yang dilakukan oleh Jokowi ini. Dia pikir, Indonesia ini kerajaan yang dia mau bangun kembali. Jokowi enggak ngerti sejarah, tidak pernah belajar sejarah yang benar, tidak ngerti bahwa tokoh-tokoh kemerdekaan kita, berjuang dengan keringat, darah, supaya bikin republik. Enak aja loh mau bikin dinasti kerajaan baru, siapa elu? Mohon maaf Mas Amien, saya terpaksa ngomong kaya gini blak-blakan," pungkas Rizal.