Kerjasama Lembaga Survei, Pakar & Pengusaha Hadang Anies Diungkap (3)

Jakarta, law-justice.co - Strategi Kalahkan Anies Jokowi Lagi Main Aman: Teknik Pecah-belah Suara

Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham), Denny Indrayana kembali buka suara terkait dengan manuver cawe-cawe yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024.

Baca juga : Kejagung Bisa Sita Harta Sandra Dewi, Ini Alasannya

Kali ini dirinya menguliti strategi kepala negara tersebut yang terlihat memberikan restunya kepada dua sosok politikus dengan elektabilitas tinggi, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Denny mengatakan manuver menebar dukungan tersebut sengaja dilakukan oleh Jokowi. Tujuannya demi mencegah menangnya sosok dari Anies Baswedan. Menurutnya, presiden sadar kekuatan yang dimiliki oleh mantan menteri pendidikan tersebut.

Baca juga : Menteri Keuangan Sri Mulyani Akui Bea Cukai Kadang Ganggu Kenyamanan

Akademisi ini mengatakan suara dari mantan gubernur tersebut coba dipecah lewat dukungan menuju Prabowo. Hal ini demi menangnya sosok dari Ganjar.

"Singkatnya, pemilih Prabowo dan Anies beririsan. Dengan memajukan Prabowo, kemungkinan Ganjar untuk menang semakin besar, ketimbang risiko hanya menghadapkannya langsung dengan Anies," ujarnya dalam laman Integrity Law Firms, dikutip pada Minggu (04/06/2023).

Baca juga : Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu, KPK Sita Uang Rp48,5 Miliar

Tak hanya berhenti di sana, pengamat ini mengatakan masih ada upaya pemecahan suara yang dimiliki oleh Anies. Jokowi disebutkan menyiapkan Sandiaga Uno.

Menteri tersebut disiapkan untuk menjadi wakil dari Ganjar. Denny mengatakan hal ini tak terlepas politikus tersebut yang dekat dengan kelompok Islam. Hal ini dilakukan dalam rangka jika terjadi kegagalan dalam upaya menjegal sosok dari Anies.

Denny mengatakan dengan terpecahnya suara dukungan yang datang menuju mantan pejabat negara tersebut, Jokowi berharap kemenangan akan menjadi milik dari Ganjar.

"Dengan harapan suara merah akan bulat ke Ganjar, dan karenanya lebih mungkin masuk putaran final, dan menang," pungkasnya.

Nafsu Merebut Demokrat, Faizal Assegaf Yakin Moeldoko Dibekingi Jokowi

Kritikus Faizal Assegaf memberikan kritikan tajam terkait dengan upaya kudeta yang tengah dialami oleh Partai Demokrat jelang Pilpres 2024.

Hal tersebut berefek kepada sejumlah manuver politik termasuk pencapresan dari Anies Baswedan. Faizal mengatakan upaya kudeta ini adalah akar bulus dari pihak penguasa.

Menurutnya, Moeldoko tidak mungkin bekerja sendirian, dia pasti mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan Faizal mengatakan kudeta ini bukanlah keinginan dari Moeldoko.

"Moeldoko sebagai pembantu Presiden Jokowi terlihat mewakili hajat kekuasaan yang semena-mena. Nafsu merebut Demokrat yang bukan miliknya," cuitnya seperti yang dikutip Selasa (6/6/23).

Aktivis ini juga mengungkit bahwa tak ada keberanian dari Moeldoko. Menurutnya, Jokowi menjadi sumber kekuatan dalam upaya kudeta ini.

"Mana berani Moeldoko bebas obok-obok Partai Demokrat bila tidak dibacking Presiden dan kekuatan dilingkarannya? Akal sehat publik berkesimpulan demikian," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi secara terbuka mengumumkan niatnya untuk `cawe-cawe` demi kemajuan bangsa dan negara, dengan penekanan pada arti positif dari frasa tersebut.

"Meski saya akan cawe-cawe, saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang, dan tidak akan mengotori demokrasi," ungkap Jokowi di Istana Negara pada Senin (29/5/2023).