Anies `Musuh Bersama`, Jokowi Lobi Mega Satukan Prabowo-Ganjar (1)

Jakarta, law-justice.co - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai bahwa Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan bakal dijadikan musuh bersama atau common enemy oleh kekuatan koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2024.

Kata dia, hal itu ditandai dengan adanya upaya Jokowi melobi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, agar bisa menggabungkan kekuatan bacapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto untuk melawan Anies Baswedan.

Baca juga : Diungkap Mahfudz Siddiq, Gelora Tegas Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo

Menurut dia, indikasi ini antara lain terlihat saat relawan Gibran dan Jokowi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

“Ini kan sedang diupayakan, Prabowo bersatu dengan Ganjar. Kelihatannya Jokowi sedang melobi-lobi itu ke Megawati,” katanya seperti melansir rmol.id.

Baca juga : Kejagung-KPK Didesak Usut Rumor Korupsi Rafael Alun Rp3.000 Triliun

Namun begitu, Ujang menyebut PDIP sepertinya tidak mau apabila Ganjar dijadikan bakal cawapres untuk mendampingi Prabowo. Hal itu bisa dilihat ketika Gibran langsung dipanggil DPP PDIP setelah relawannya deklarasi dukung Prabowo.

“Tapi kan persoalannya PDIP enggak mau Ganjar jadi cawapres Prabowo. Prabowo juga tentu tidak mau jadi cawapresnya Ganjar,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.

Baca juga : Anies Mau Terima Tawaran Menteri Jika Dibolehkan Lakukan Hal-hal Ini

Oleh karena itu, Ujang berpandangan bahwa hingga saat ini upaya Jokowi menggabungkan kekuatan Ganjar dan Prabowo masih sulit.

“Jadi, harus ada titik temu. Bersatunya Prabowo dengan Ganjar itu tergantung ada yang mengalah enggak kedua belah pihak itu untuk jadi cawapres. Kalau misalnya Ganjar ngalah jadi cawapresnya Prabowo, mungkin bisa bersatu,” jelas Ujang.

Namun begitu, dosen Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia itu menilai penggabungan kekuatan all Jokowis` Men masih bisa terjadi atau tidak sama sekali ke depannya. Semua tergantung pada dinamika politik yang bakal terjadi.

“Kita lihat saja ke depan dinamikanya seperti apa,” pungkas Ujang.

Ganjar dan PDIP Berpeluang Kalah Bila Jokowi Alihkan Dukungan

Pengamat Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai bahwa peluang Joko Widodo punya kandidat capres selain Ganjar Pranowo tetap terbuka di tengah bongkar pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden di masing-masing koalisi.

Kata dia, Jokowi bisa saja punya jagoan capres sendiri apabila relasinya dengan PDIP tidak berjalan baik. Yang paling memungkinkan, Jokowi bisa memilih jagoan sendiri bila PDIP terus menganggap Jokowi hanyalah petugas partai.

"Jokowi tentu ingin eksistensi sebagai presiden tetap terjaga. Ia tak ingin ada yang meremehkannya dengan terus menerus menyebutnya petugas partai di depan umum,"demikian katanya.

Lebih lanjut, Jamiluddin mengamati, di saat di PDIP disebut sebagai petugas partai, Jokowi merasa mendapat pujian dari partai lain, termasuk dari Prabowo Subianto. Misalnya, Jokowi mendapat jaminan dari Prabowo akan melanjutkan mimpi yang belum terwujud saat menjadi presiden.

"Jaminan itu bisa saja melegakan Jokowi. Hal itu bisa saja membuat Jokowi memberi dukungan kepada Prabowo," jelas Jamiluddin.

PDI Perjuangan sendiri telah mengumumkan partainya telah menugaskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.

Sementaara itu, beberapa elemen relemen inti Jokowi mengarahkan dukungan terbuka ke Prabowo Subianto. Terbaru, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sampai dipanggil oleh DPP PDIP imbas dukungan relawannya kepada Prabowo Subianto.