Santer Isu Suap Liga 2 Dihentikan, Sekjen PSII Murka

Jakarta, law-justice.co - Penghentian Liga 2 Indonesia diselimuti adanya isu suap.

Namaun demikian, Sekjen PSSI, Yunus Nusi menegaskan bahwa hal itu tidak masuk akal.

Baca juga : PSSI Resmi Perpanjang Kontrak Shin Tae Yong, Target Baru Menanti

Seperti diketahui, sebelumnya Liga 2 memang dinyatakan PSSI telah dihentikan atas kesepakatan mayoritas klub.

Bahkan dari kesepakatan itu dinyatakan sudah ada 20 dari 28 tim yang telah menandatangani setuju kompetisi dihentikan.

Baca juga : PSSI Pertanyakan Bus Timnas U-23 Diputar-putar Sebelum Pertandingan

Akan tetapi, setelah ada pernyataan tersebut beberapa tim bersatu dan menyatakan tidak melakukan tanda tangan apapun terkait penghentian kompetisi.

Dengan begitu, muncul isu terkait tanda tangan dipalsukan hingga kabar klub-klub disuap senilai Rp 15 juta untuk menandatangani penghentian kompetisi.

Baca juga : Erick Thohir Bertemu Emil Audero, Sinyal Dinaturalisasi?

Menanggapi hal ini, Yunus Nusi pun menyebut bahwa isu tersebut sangat tidak masuk akal.

Bahkan hal itu juga tak dibahas dalam pertemuan dengan pemilik klub Liga 2 yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, dikutip Rabu (25/1/2023)

Menurut Yunus Nusi hal tersebut memang tak dibahas karena ia menilai tak masuk akal isu tersebut mencuat.

Tadi tak dibahas tentang itu, kawan-kawan tak membahas tentang suap, ujar Yunus Nusi kepada awak media di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Masa Liga 2 disuap 15 juta. Di sana orang kaya semua. Masuk akal juga enggak, ucapnya.

Meski begitu, sebelumnya beberapa tim Liga 2 yang ingin kompetisi dilanjutkan sebelumnya telah menceritakan secara rinci terkait hal ini.

Manajemen Persipura Jayapura, Yan Mandenas sebelumnya membeberkan bahwa uang Rp 15 juta yang diterima klub itu sebenarnya uang transportasi.

Jadi sebenarnya tanda tangan di surat yang diklaim pernyataan klub Liga 2 sepakat menghentikan kompetisi itu untuk uang transportasi.

Untuk itu, banyak klub merasa tak melakukan tanda tangan terkait penghentian kompetisi sehingga menyebut tanda tangan itu dipalsukan.

Tanda tangan itu sebagian dipalsukan. Banyak klub yang sudah mengadu karena setiap tanda tangan itu diberikan uang transportasi Rp 15 juta perklub,  kata Yan Mandenas terpisah di Kemenpora beberapa waktu lalu.

Namun, mereka tidak mengetahui itu untuk menghentikan Liga. Yang kami tahu, tanda tangan itu sebagai tanda hadir di manajer meeting, tuturnya.

Terkait dengan isu tersebut bahkan beberapa tim Liga 2 bahkan mengaku telah meminta PSSI untuk melakukan penyelidikan agar jelas.

Sementara itu, setelah pertemuan dengan pemilik klub Liga 2, akhirnya untuk kelanjutan Liga 2 ada titik terang, meski untuk nasibnya masih menunggu Kongres Luar Biara (KLB) PSSI pada 16 Februari 2023.

Yunus Nusi menjelaskan bahwa terkait keputusan Liga 2 bakal diserahkan ke KLB dan pengurus baru.

Ia mengaku bahwa hal ini dilakukan karena sesuai dengan mayoritas permintaan klub-klub yang hadir dalam pertemuan dengan PT LIB dan PSSI.

Kita serahkan hasil pertemuan diminta kepada PSSI untuk serahkan kepada kongres dan pengurus yang baru, kata Yunus Nusi.

Ada agenda bahas Liga 2, itu akan disampaikan ke Exco.

Keputusan Exco. Kita sampaikan dan nantinya untuk Exco sampaikan ke pengurus yang baru," ujarnya.