Drama Pemakzulan Presiden Peru Perdo Castilo (3)

law-justice.co - Perjalanan politiknya lalu memuncak ketika dia mengalahkan kandidat sayap kanan Keiko Fujimori pada pemilu 2021 lalu. Saingannya ini merupakan putri dari mantan presiden terpidana korupsi, Alberto Fujimori.

Ia memikat pemilih dengan cara yang unik. Setiap kampanye Castillo berusaha melukiskan kesan seolah dirinya adalah hamba rakyat yang rendah hati. Ketika menghadiri acara-acara yang tidak terlalu formal, Castillo mengenakan ponco dan sepatu yang terbuat dari ban daur ulang.

Baca juga : Presiden Jokowi Harus Dimakzulkan Apapun Putusan Hakim MK

Sepanjang kampanye kepresidenannya, tokoh sayap kiri bepergian dengan menunggang kuda. Menyuarakan rasa frustrasi rakyat yang berjuang hidup, Castillo menjanjikan pemberantasan korupsi.

"Tidak ada lagi orang miskin di negara kaya," seru Castillo saat berkampanye untuk Partai Free Peru.

Baca juga : Ketika Kekecewaan pada Rezim Jokowi Sudah Merata

Castillo memenangkan 50,12 persen suara dalam pemilihan putaran kedua pada Juni 2021. Ia berhasil menumbangkan Keiko yang sempat diunggulkan.

Castillo menjanjikan perubahan radikal untuk memperbaiki keadaan Peru. Negara itu mengalami resesi yang diperparah melonjaknya pengangguran dan kemiskinan, serta pandemi COVID-19.

Baca juga : Pakar Ungkap Faktor Bansos Jadi Penyulit Pemakzulan Jokowi

Di awal masa jabatannya, Castillo semakin memikat hati warga Peru saat menunjukkan tanah seluas satu hektare tempat dia menanam jagung dan ubi jalar serta beternak ayam dan sapi di dekat rumahnya.

Dia dengan bercanda menanyakan di mana dia akan menempatkan semua hewan ternaknya ini ketika bertemu pendahulunya, Francisco Sagasti, selama masa transisi Istana Pizarro. Saat itu, Castillo mengusulkan agar kediaman resmi presiden diubah menjadi museum.

"Saya percaya kita harus memutuskan simbol kolonial," ujar Castillo.

Memerintah Berujung Pemakzulan

Dilantik pada 28 Juli 2021, Castillo tentunya sadar mengenai turbulensi politik di Peru. Bahkan dua tahun sebelum dirinya dilantik Peru sudah berganti Presiden sebanyak dua kali.

Ia lalu mulai bekerja dengan agenda-agenda kiri yang diperkuat dengan pandangan konservatifnya. Sebagai penganut Katolik ia menentang pernikahan gay, aborsi, dan eutanasia.

Dia sering kali mengutip dari Alkitab untuk menyampaikan maksudnya. Castillo juga meyakinkan dia akan melepaskan gaji presidennya dan terus hidup dari gaji gurunya.

Belum lama berkuasa guncangan terhadap Castillo datang. Semua bermula dari jaksa agung mengajukan pengaduan terhadap Castillo. Dia dituduh mengepalai organisasi kriminal yang melibatkan keluarga dan sekutunya. Organisasi tersebut diyakini membagikan kontrak publik dengan imbalan uang.

Ia bahkan sempat coba dimakzulkan oleh Kongres sebanyak dua kali. Namun, kedua upaya itu gagal. Tapi Kongres tidak menyerah mereka berencana kembali memakzulkan Castillo pada akhir 2022.

Castillo sempat berusaha mencegah upaya pemakzulan ketiganya itu dengan mencoba memberlakukan jam malam dan membubarkan Kongres. Namun, langkahnya dikritik dianggap upaya ilegal mempertahankan kekuasaan.

Seiring kritik mengalir terhadap Castillo, parlemen mempercepat pertemuan untuk memperdebatkan mosi pemakzulan. Mosi tersebut disetujui dengan dukungan sebanyak 101 suara dari 130 anggota Parlemen Peru.


Segudang krisis dari enam penyelidikan, lima perombakan kabinet, dan protes besar akhirnya mencopot Castillo. Dia menjadi presiden ketiga yang dipecat akibat `ketidakmampuan moral`.

Castillo digantikan wakil presidennya, Dina Boluarte, pada Rabu (7/12). Setelah pemungutan suara pemakzulan, Castillo meninggalkan istana kepresidenan dengan seorang pengawal.

Keluar dari istana Castillo ternyata langsung ditangkap aparat. Dia terlihat menuju markas polisi sebelum penangkapannya diumumkan secara resmi. Para pendukungnya bersikeras mengkritik pemecatan Castillo.