Cadangan Energi Menipis, Warga Swiss Dilarang Pakai Kendaraan Listrik

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah Swiss akan melarang penggunaan kendaraan listrik. Rencana ini tengah dipertimbangkan menyusul pasokan energi seret di tengah musim dingin yang sebentar lagi datang.

Berdasarkan laporan Telegraph yang dikutip dari Fox Business, Rabu (7/12/2022), para pejabat tengah menyusul proposal darurat untuk membatasi penggunaan daya listrik jika keadaan memburuk di musim dingin. Dalam proposal itu, disiapkan skenario bertingkat (tier) dalam berbagai level termasuk pembatasan penggunaan energi.

Baca juga : Ganda Putri Indonesia Juara Swiss Open 2024

Pejabat Swiss akan mengaktifkan setiap tier dan level berdasarkan level pasokan. Paling tidak, bangunan hanya bisa dipanaskan hingga 20 derajat Celcius. Toko-toko juga dipertimbangkan untuk mengurangi jam operasional, pun dengan layanan streaming akan dibatasi.


Pemerintah juga berencana mematikan lampu liburan, eskalator, hingga penambangan uang kripto.

Baca juga : Emas 57 Ton Milik Soekarno di Swiss Diambil Siapa?

Alasan Swiss menyiapkan proposal darurat ini untuk menghindari kemungkinan pemadaman listrik di musim dingin. Sebenarnya 60 persen pasokan listrik Swiss berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Tapi di musim dingin, produksinya melambat, sehingga mereka sangat bergantung pada energi impor.

Perang di Ukraina telah berkontribusi pada kekurangan impor di seluruh Eropa, termasuk Swiss sekalipun mereka memiliki PLTA yang banyak.

Baca juga : Tersangka Penyandera 15 Orang di KA Swiss Ditembak Polisi

"Mereka rentan terhadap kekurangan energi," kata laporan Telegraph.