Ini 5 Skenario yang Bisa Dipakai Istana untuk Jegal Anies Nyapres 2024

Jakarta, law-justice.co - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan, terdapat deretan skenario yang bisa dipakai Istana untuk menjegal Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Diketahui, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat ini memang tengah dielu-elukan masyarakat.

Baca juga : Respons Anies Baswedan soal PKB dan NasDem Merapat ke Koalisi Prabowo

Pasalnya, safari politik yang dilakukan ke berbagai daerah sukses mengundang lautan massa.

"Kalau Anies itu biasa-biasa saja itu pastilah tidak ada pelarangan-pelarangan seperti ini, tapi masalahnya saya pikirkan, Istana makin hari makin bergosip soal Anies ini," ujarnya dalam kanal YouTube Refly Harun.

Baca juga : Politisi Demokrat Ajak Seluruh Pihak Bersatu Membangun Bangsa

"Analis-analis, relawan-relawan, pembenci-pembenci Anies bergosip kira-kira gimana caranya untuk mematahkan kaki Anies ini," lanjutnya.

Menurutnya, terdapat setidaknya lima skenario yang bisa dilakukan Istana untuk bisa menjegal Anies.

Baca juga : Anies Mau Terima Tawaran Menteri Jika Dibolehkan Lakukan Hal-hal Ini

Menurut Refly, skenario pertama adalah dengan menjadikan Anies sebagai tersangka, entah bagaimanapun caranya.

"Satu, jadikan Anies sebagai tersangka. Pokoknya salah ngga salah jadikan aja tersangka. Kira-kira begitu, kan mudah," ucapnya.

Kemudian, yang kedua adalah membujuk NasDem balik ke pangkuan Istana, dengan memberikan fasilitas sebaik-baiknya.

"Yang kedua, bujuk NasDem balik ke pangkuan Istana, kasih fasilitas sebaik-baiknya, seenak-enaknya," ujarnya.

"Yang ketiga, kasih enak PKS. Bila perlu pasangkan dengan Prabowo Subianto-Aher," lanjut dia.

"Yang keempat, kasih AHY jabatan enak, pasangkan dengan Ganjar. Ganjar-AHY yang punya peluang untuk memerintah misalnya. Itu jauh lebih menarik barangkali bagi AHY ketimbang di Anies tidak jelas, apakah akan dijadikan wakil presiden atau tidak," ucapnya.

"Lima, larang partai lain untuk mendukung Anies. Jadi stop PPP, stop PAN, apalagi Golkar. Jadi tidak ada tambahan partai baru di koalisi Anies," tandasnya.