Minta Maaf ke Warganya, Putin Akui Salah Tetapkan Wajib Militer

law-justice.co - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan memperbaiki kesalahan dalam mobilisasi parsial ke Ukraina. Ini adalah pengakuan publik pertamanya soal wajib militer di Rusia yang diumumkan pekan lalu belum berjalan mulus.

"Dalam mobilisasi ini, banyak pertanyaan yang muncul. Semua semua kesalahan harus diperbaiki dan dicegah agar tidak terjadi di masa depan," kata Putin, dikutip Jumat (30/9/2022)

Baca juga : Presiden Rusia Valdimir Putin Janji Balas Serangan `Biadab` di Moskow


"Misalnya, saya memikirkan ayah yang memiliki banyak anak, atau orang yang menderita penyakit kronis, atau mereka yang sudah melewati usia wajib militer," ujar Putin.

"Kembalilah ke rumah jika sudah direkrut."

Baca juga : Terpilih Lagi sebagai Presiden Rusia, Ini Rekam Jejak Politik Putin

Program wajib militer warga Rusia ke Ukraina, dikritik pejabat dan masyarakat. Terjadi gelombang eksodus besar-besaran dari Rusia ke negara-negara tetangga akibat wajib militer ini. Banyak keluhan ihwal petugas pendaftaran yang mengirimkan surat panggilan kepada orang-orang yang tidak memenuhi syarat.

Ribuan orang telah melarikan diri dari Rusia untuk menghindari wajib militer. Mereka yang keluar dari Rusia terutama memiliki pengalaman militer dan spesialisasi yang dibutuhkan. Perekrutan dilakukan sering kali tanpa memperhatikan catatan layanan individu, kesehatan, status pelajar, atau bahkan usia.

Baca juga : Kirim Ancaman ke Barat, Putin Sebut Rusia Siap Perang Nuklir

Sekitar 2.000 orang telah ditangkap pada protes anti-perang yang tidak disetujui di lebih dari 30 kota besar dan kecil. Beberapa dari mereka diberikan surat panggilan, sesuatu yang menurut Kremlin adalah legal.

Pengumuman Rusia pada 21 September tentang mobilisasi publik pertamanya sejak Perang Dunia Kedua telah menarik kritik bahkan dari pendukung Kremlin. Kritik hampir tidak pernah terdengar di Rusia sejak pengiriman pasukan ke Ukraina tujuh bulan lalu.

"Mereka membuat marah orang-orang, seolah-olah sengaja atau karena dendam, mereka dikirim oleh Kyiv," kata editor saluran berita Russia Today yang dikelola pemerintah Rusia, Margarita Simonyan, pada Sabtu lalu.

Pada Senin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengakui bahwa ada kesalahan dalam beberapa panggilan. Peskov mengatakan kesalahan sedang diperbaiki oleh gubernur regional dan kementerian pertahanan.

Putin secara khusus menahan diri untuk tidak menyalahkan kementerian yang dipimpin oleh sekutu dekatnya Sergei Shoigu, atau kepada pejabat regional yang memutuskan siapa penerima surat panggilan. Shoigu mengatakan pekan lalu bahwa Rusia berencana merekrut hanya 300.000 personel. Kremlin kemudian membantah bahwa mobilisasi militer oleh Putin menargetkan pemanggilan 1.000.000 tentara cadangan.