Ketua Umum Ikatan Sarjana Al-Washliyah Adheri Zulfikri Sitompul Adheri

Jangan Sampai Menjabat di Kabinet Prabowo-Gibran 3 Orang Tersebut

law-justice.co -  

Lanjutan atas  pandangan Luhut sebagai toxic adalah orang yang masuk di dalam katagori bermasalah menjadi pembicaraan hangat yang berlanjut dari para pengamat  politik dan ekonomi saat ini.

Baca juga : DPR Sebut Mendikbud Tak Punya Grand Desain Pendidikan

 

Saat ini sedang ramai  perihal yang muncul pesan berantai terkait susunan kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk pemerintahan 2024 mendatang. Ketua Umum Ikatan Sarjana Al-Washliyah Adheri Zulfikri Sitompul mengatakan kabinet Prabowo-Gibran harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan kredibilitas tinggi. "Jadi, sangat prihatin apabila nantinya diisi rata-rata oleh orang-orang yang tidak memiliki kemampuan dan kredibilitasnya diragukan," ujar Adheri dalam keterangannya, Sabtu (4/5).

Baca juga : Polisi Beberkan Alasan Yogi Tak Direhabilitasi Bareng Epy Kusnandar

Ketua Umum Ikatan Sarjana Al-Washliyah Adheri Zulfikri Sitompul Adheri pun memberikan dukungan penuh atas pesan yang diutarakan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait susunan kabinet. Jangan sampai nantinya presiden terpilih Prabowo Subianto jangan membawa orang toxic ke pemerintahan. Menurut Adheri, yang dimaksud Luhut sebagai toxic adalah orang yang masuk di dalam katagori bermasalah.

Baca Juga: Beredar Kabar Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Dasco Sebut Sebagai Aspirasi Rakyat Pertama, seperti orang pernah diperiksa oleh KPK, Kejaksaan Agung maupun Bareskrim Mabes Polri dalam kasus dugaan korupsi. Kemudian, kedua adalah orang yang terbukti menyalahgunakan kekuasaannya saat ia menjabat sebagai menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga : Besok, Jokowi & Elon Musk Luncurkan Starlink di Puskesmas di Bali

"Selanjutnya, ketiga adalah orang yang moralitas rusak dan melakukan penghinaan pada Pak Prabowo maupun Gibran pada saat berlangsungnya kampanye di Pilpres 2024," tegasnya. Maka, lanjut Adheri, tak ada alasan bagi Prabowo dan Gibran memilih para menteri yang berasal dan berlatarbelakang aktivis, termasuk yang mengerti tentang mengatur organisasi skala nasional, serta berwawasan luas eunterprenership yang tidak butuh lagi kekayaan. "Sudah cukup kehidupannya hanya tinggal menyedekahkan diri pada bangsa dan negara ini saja," pungkas Adheri  dari salah satu  media nasional .