Peraih Nobel Perdamaian, Uskup Belo Disanksi Akibat Pelecehan Anak

Roma, Italia, law-justice.co - Takhta Suci Vatikan mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan sanksi kepada uskup pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki di bawah umur. Pelecehan ini terjadi di Timor Timur selama periode 20 tahun.


Uskup Carlos Ximenes Belo, yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996, pertama kali diselidiki oleh Vatikan pada 2019. Hal ini disampaikan Juru Bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan bahwa di tengah tuduhan dia telah menyerang anak-anak dan membeli keheningan mereka.

Baca juga : Indonesia Bersiap Sambut Paus Fransiskus September 2024

"Mengingat tuduhan yang diterimanya, (Vatikan) memberlakukan pembatasan disipliner tertentu padanya pada September 2020,” kata Buni, seperti dikutip dari AFP, Jumat 30 September 2022.


"Ini termasuk pembatasan gerakannya dan pelaksanaan pelayanannya, larangan kontak sukarela dengan anak di bawah umur, wawancara dan kontak dengan Timor Leste,” tambah Bruni.

Baca juga : Ini Penjelasan Lengkap KWI Soal Rencana Kedatangan Paus Fransiscus

“Langkah-langkah itu dimodifikasi dan diperkuat pada tahun 2021, dan Belo secara resmi menerimanya,” katanya.

Pernyataan itu muncul sehari setelah publikasi investigasi oleh mingguan Belanda De Groene Amsterdammer, di mana Belo dituduh menyerang remaja dari tahun 1980-an hingga 2000.

Baca juga : Temui Warga Palestina, Paus Fransiskus: Israel Lakukan Genosida!

"Uskup memperkosa dan melecehkan saya secara seksual malam itu", kata salah satu korban, sekarang berusia 45 tahun, seperti dikutip AFP.

"Dia juga meninggalkan uang untuk saya. Itu dimaksudkan agar saya tutup mulut", katanya.

Seorang tokoh yang sangat dihormati di antara orang Timor Timur, Belo memenangkan Hadiah Nobel untuk perannya dalam membela hak asasi manusia di negara itu selama pendudukan Indonesia.

Dia mengundurkan diri dari jabatannya pada 2002 dengan alasan kesehatan.

De Groene Amsterdammer, yang menyebutkan korban lainnya, mengatakan telah berbicara dengan sekitar 20 orang -,termasuk politisi dan anggota gereja lokal,- yang mengetahui tuduhan terhadap Belo.