Syahril Sjofyan, Pemerhati Kebijakan Publik, Sekjen FKP2B, Aktivis Pergerakan 77-78

Samboisme, Aparat Kok Tidak Kapok-kapok

Jakarta, law-justice.co - Perlakuan keras dan brutal kembali diperlihatkan oleh aparat kepolisisan dalam mengamankan unjuk rasa mahasiswa di Bandung (22/9). Setelah demo mahasiswa di Gedung DPRD Provinsi Jabar mengenai kenaikan harga BBM.


Polisi membubarkan mahasiswa dengan gas air mata dan mengejar mahasiswa sampai jauh kearah Jalan Dago. Bahkan beberapa masyarakat yang bukan peserta aksi pengendara kendaraan motor kena gas air mata.

Baca juga : Apakah Mungkin Kebijakan Pajak Kekayaan (Wealth Tax) Diterapkan di RI?

Apa perlunya polisi harus mengejar mahasiswa sampai jauh dari lokasi unjuk rasa, ke tempat umum.

Mahasiswa peserta aksi yang tertangkap, dipukuli dan ditendang. Mahasiswa bukan penjahat. Mereka calon-calon pemimpin. Sedang melakukan tugas mereka dalam pengabdian kepada masyarakat. Menyampaikan aspirasi. Memprotes kenaikan harga-harga.

Baca juga : Ini Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Tidak semestinya diperlakukan kekerasan secara semena-mena. Mengenai adanya tindakan anarkis harus juga peka, bahwa ada penyusup.

Saat kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian anjlog karena kasus Sambo. Baru saja kena “tampar” oleh Menko Polhukam bahwa beberapa polisi tamak, bergaya hedonis dan sombong. Institusi Polri dalam pengawasan rakyat.

Baca juga : Ahlan Wa Sahlan Prabowo Subianto Sang Rajawali!

Lalu aparat polisi kembali melakukan tindakan kekerasan sesuatu tindakan tak terpuji dalam mengamankan unjuk rasa mahasiswa.

Tindakan tersebut akan menambah hancur kepercayaan masyarakat. Bahwa polisi sebagai pengayom. Artinya. Jangan salahkan rakyat karena berbagai tindakan, perilaku dan gaya hidup aparatlah yang membuat rusaknya citra polisi di mata rakyat.

Jika citra rusak dan kepercayaan rakyat kepada polisi sampai ke tingkat nadir. Berbahaya bagi negara dan bangsa. Hentikan kekerasan dalam mengatasi unjuk rasa. Hentikan juga rekayasa membela diri. Samboisme.

Zaman android. Semua tindakan tidak bisa ditutupi. Media Sosial berupa foto dan video kekerasan dengan cepat beredar. Tidak saja di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Memperlihatkan wajah kepolisian dengan telanjang.

Sepertinya Kapolri harus segera berbenah dengan tegas. Harus pula didukung oleh semua Kapolda, Kapolres dan Kapolsek. Hentikan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Cukup sudah.


Ketika rombongan polisi lewat diteriaki dengan Sambo! Sambo oleh masyarkat. Anak SD pun ikut membuat lagu. Sambo.