Diskusi `Di Tepi Jurang Krisis dan Kebangkrutan`

Said Didu Sebut Utang Pemerintahan Jokowi Rp 1,7 T per Hari

Jakarta, law-justice.co - Eks Staf Khusus Menteri ESDM Muhammad Said Didu menyebut banyaknya utang pada pemerintahan Jokowi (Joko Widodo). Ini ia paparkan dalam diskusi bertajuk `Di Tepi Jurang Krisis dan Kebangkrutan`, Rabu (21/9/2022).

Dalam pemaparannya, ia menyoroti hutang pemerintah Jokowi dan bahayanya bila terus berlanjut. "Utang Jokowi perhari 1,7 triliun. Bayangkan seberapa bahayanya ini jika berlanjut terus," kata Said Didu.

Baca juga : Sebut Sudah Pakai Akal Sehat, Rocky Terima Kasih ke Hakim PN Jaksel

Ini pernah ia ungkapkan di akun Twitter pribadinya, Sabtu (10/9/2022). Ia mengatakan, utang enam presiden sebelumnya, mulai dari Soekarno hingga SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), dalam 69 tahun adalah Rp 2.600 triliun atau sekitar Rp 37,8 triliun per tahun.

Sedangkan utang Jokowi selama 7,5 tahun adalah Rp 4.600 triliun. Ini sekitar Rp 613 triliun per tahun atau Rp 1,7 triliun per hari. Jumlah itu bahkan belum mencakup utang BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Baca juga : Ucapan Rocky Gerung Diputus PN Jaksel Tak Hina Jokowi

Selain itu, Said Didu lantas mengatakan ada jebakan-jebakan dalam pemerintahan Jokowi, salah satunya adalah jebakan ilustrasi.

"Jebakan ilustrasi adalah jebakan yang menggambarkan ilustrsi infrastruktur kita yang maju. Padahal, realnya banyak infrastruktur yang nganggur, seperti IRT, pelabuhan, dan lain-lain," ujarnya.

Baca juga : Ketika Jokowi Tak Sabar Segera Jadikan Gibran hingga Iriana Jadi Tokoh

Ia juga mengungkapkan tentang jebakan hubungan internasional, "intinya adalah yang kasih uang akan diikuti."

Selain itu, ada pula jebakan cukong. Contohnya, para bupati dan walikota yang didukung oleh cukong.

Acara diskusi tersebut didatangi oleh berbagai tokoh nasional, seperti Rocky Gerung, Tamsil Linrung, Habil Marati, Ahmad Yani, Lieus Sungkarisma, Ahmad Yani, Wahyono, Hatta Taliwang, Ariady Ahmad, Rizal Darmaputra, Edy Junaidi, Raslina Rasyidin, Abdul Malik, Syawal, Paskah Irianto, Sefdin Syaifuddin, Teguh Santosa, Hersubeno arif, Ahmad Nur Hidayat, dan lain-lain.