Seleksi PTN Berubah Format, Rektor UNS ungkap Sulitnya Jalur Skolastik

Jakarta, law-justice.co - Sebanyak tiga jalur seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) resmi berubah, Selasa (13/9/2022).

Salah satunya tidak ada pembedaan jurusan IPA dan IPS dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

Baca juga : Kemendikbud Buka Lowongan Guru untuk CLC di Malaysia, Ini Syaratnya

Ketiga proses seleksi yang diubah tersebut yaitu seleksi prestasi, tes skolastik dan tes mandiri PTN.


Perubahan jalur masuk skolastik dianggap lebih sulit karena menggunakan penalaran.

Baca juga : Menteri Nadiem Makarim: Pramuka Tidak Dihapus!


Tes skolastik bakal dianggap lebih sulit daripada tes sebelumnya, itu karena kan dulu itu kan banyak hafalan, kata Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho, dikutip Rabu (14/9/2022)

Sedangkan kalau besok itu, tesnya akan banyak penalaran. Memang benar penalaran kita ini kan sering-sering tidak semudah menghafalkan, katanya.

Baca juga : DPR Akan Rapat dengan Mendikbud Bahas TPPO Berkedok Magang

Jalur tes skolastik memang berbeda dengan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) yang selama ini dilakukan.

SBMPTN merupakan jalur yang berisi banyak materi dari berbagai mata pelajaran.

Namun rupanya lewat aturan terbaru jalur masuk skolastik, materi tersebut tidak akan dipakai lagi.

Dalam seleksi yang baru, calon mahasiswa perguruan tinggi negeri akan menghadapi tes kognitif, literasi dan penalaran beberapa mata pelajaran saja.

Tes skolastik tersebut yang mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris.

Jamal yang juga menjabat ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia (MRPTNI) mengatakan, nantinya sistem pembelajaran saat SMA akan banyak berubah.

Apalagi bimbingan belajar rata-rata kerap membuat strategi jitu untuk menjawab SBMPTN, katanya.

Sedangkan jika melalui jalur seleksi yang baru, bimbingan belajar sudah tidak bisa menggunakan sesi hafalan tersebut, imbuhnya.

Mendikbudristek Ubah Pola Seleksi Mahasiswa di PTN

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho mengaku sudat mendapatkan surat regulasi terkait kebijakan Mendikbudristek Nadiem Makarim yang mengubah pola seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN).

Seperti diketahui, Nadiem merubah tiga jalur tanpa tes mata pelajaran seperti sebelumnya.

Salah satunya tidak ada pula pembedaan jurusan IPA dan IPS dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

Pihak kami sudah mendapatkan surat resmi dari Kemendikbud, adapun surat yang diberikan pertama Permendikbud No 48 Tahun 2022 tentang penerimaan mahasiswa baru program diploma dan program sarjana (PTN), kata Jamal, Selasa (13/9/2022).

Kemudian Permendikbud No 44 tentang lembaga yang menyelenggarakan, dan keputusan Menteri Pendidikan, dan Permendikbud No. 346/p/22 tentang tim persiapan seleksi nasional penerimaan siswa baru tahun 2023, katanya.


Sebelumnya seleksi masuk perguruan tinggi negara terdiri dari jalur prestasi, tes skolastik dan seleksi mandiri oleh kampus masing-masing. Masing-masing jalur memiliki perbedaan.

Namun perubahan dari Nadiem membuat seleksi ini tidak ada lagi tes mata pelajaran.

Jamal mengatakan perlu adanya sosialisasi terhadap perubahan yang dilakukan Mendikbudristek ini.

Setiap perubahan itu bisa direspon positif dan negatif, tapi kalau saya melihat perubahan ini nanti harus ada sosialisasi, katanya.

Jamal berharap dengan adanya sosialisasi di tengah masyarakat maka tidak terjadi masalah lebih lanjut.

Hal tersebut dikarenakan masih ada siswa yang lulus 2-3 tahun lalu dan belum melanjutkan ke universitas, nantinya pasti kebingungan.

Nah besok tesnya itu menggunakan yang bukan IPA IPS tadi, pasti menjadi masalah tersendiri, ujarnya.

Apalagi peraturan tersebut berlaku mulai 1 September 2022 yang artinya aturan itu kini sudah mulai berlaku.

Ketiga proses seleksi yang diubah yakni seleksi berdasarkan prestasi, tes skolastik dan tes mandiri PTN.

Seleksi berdasarkan prestasi tersebut akan fokus pada pencapaian siswa di seluruh mata pelajaran yang tertuang dalam buku rapor di SMA.

Jalur ini menggantikan Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN).

Untuk jalur tes skolastik, jalur ini berbeda dengan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN).

SBMPTN yang merupakan tes berisi banyak materi dari berbagai mata pelajaran tidak akan dipakai lagi.

Dalam seleksi skolastik, calon mahasiswa perguruan tinggi negeri akan menghadapi tes kognitif, literasi dan penalaran beberapa mata pelajaran saja.

Tes skolastik akan mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris,

Sedangkan untuk seleksi Mandiri PTN, pemerintah mengatur agar seleksi mandiri dilakukan lebih transparan, seperti kewajiban mengumumkan jumlah calon mahasiswa di tiap fakultas dan program studi.

Selain itu, PTN juga harus mengumumkan metode penilaian yang terdiri dari tes mandiri, tes kerja sama lewat konsorsium perguruan tinggi.

PTN pun harus mengumumkan besaran biaya yang dibebankan bagi calon mahasiswa yang lulus seleksi jalur mandiri.