Kenaikan Harga BBM, Kado Pahit Kemerdekaan untuk Rakyat

[INTRO]

Pekan depan pemerintah bakal menurunkan subsidi BBM jenis Pertalite. Hal ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Kabar kenaikan BBM itu akan membuat harga bahan pokok lainnya akan ikut naik. Imbasnya, dikhawatirkan terjadi resesi lantaran daya beli masyarakat akan menurun drastis.

Menyikapi hal tersebut, pengamat politik Adi Prayitno menuturkan bahwa kenaikan harga BBM yang dijadwalkan pekan depan merupakan kado pahit dari pemerintah untuk rakyatnya di HUT RI ke-77 ini.

"Jelas ini akan jadi kado pahit di hari kemerdekaan Indonesia yang ke 77 tahun. Rakyat makin susah dan sengsara pastinya,” kata Adi melalui keteranganya, Minggu (21/08/2022).

Baca juga : 17 Hari Dirawat Usai Didorong Teman, Siswa SD di Lamongan Meninggal

Selain itu, lanjut Adi, alasan pemerintah menaikkan BBM juga dianggapnya kurang elegan. Bagi Adi, pemerintah seolah tidak berdaya dengan kondisi ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina.

Pada saat yang bersamaan, jelas Adi, pemerintah tidak memiliki solusi jitu yang berpihak pada rakyat, tetapi justru rajin membangun infrastruktur.

Baca juga : Eks Wali Kota Bogor Bima Arya Deklarasi Kandidat Cagub Jabar Esok

“Alasan BBM naik itu bikin miris karena dianggap membebani APBN. Negara ini ada untuk subsidi rakyatnya yang tak mampu. Giliran bangun kereta cepat, infrastruktur, IKN, dan lainnya kok tidak dibilang membebani rakyat. Giliran subsidi bagi rakyat membebani,” ujarnya.

Dia menambahkan, kenaikkan BBM ini akan berdampak pada kenaikan bahan pokok lainnya, dan akan membebani rakyat.

Baca juga : Masih Perlukah Persetujuan Anak Jika Ibu Ingin Jual Tanah Warisan?

“Biasanya kenaikan BBM dibarengi dengan kenaikan harga pokok lainnya. Ini hukum alam yang selalu terulang dan membebani rakyat,” tutupnya.