Hidup Miskin di Markas Preman-Kerap Ribut, Ini Kisah Masa Kecil Putin

Jakarta, law-justice.co - Pasca memerintahkan invasi ke Ukraina, Presiden Rusia, Vladimir Putin hingga saat ini menjadi sorotan dunia.

Putin kini disebut sebagai salah satu pemimpin otoriter yang terus melanggengkan kekuasaan di Rusia.

Seperti melansir cnnindonesia.com, semenjak Putin meluncurkan invasi ke Ukraina, banyak orang penasaran terkait apa yang ada di pikiran Presiden Rusia tersebut.

Kesehatan mental hingga rumor dia mengidap kanker memenuhi dunia maya terkait spekulasi soal misteri kesehatan pria itu.

Tak hanya kesehatan Putin, kisah masa kecil Putin juga menjadi sorotan dunia. Sejumlah pihak penasaran kehidupan masa kanak-kanak sampai menjadi penguasa Rusia hingga saat ini.

Sebagaimana diberitakan situs resmi Kremlin, Putin lahir pada 7 Oktober 1952 di Kota Leningrad, yang kini dikenal dengan nama St Petersburg.

"Saya datang dari keluarga normal, dan ini bagaimana saya hidup sejak lama, hampir seluruh hidup saya. Saya hidup sebagai orang biasa, normal, dan saya selalu menjaga koneksi itu," kata Putin dalam situs tersebut.

Ibu Putin, Maria Shelomova, dideskripsikan sebagai orang yang sangat baik dan suka menolong.

"Kami hidup dengan sup kol, irisan daging, panekuk, tetapi pada Minggu dan hari libur, ibu saya bakal memanggang roti isi [pirozhki] yang sangat enak, yang dipenuhi kol, daging, nasi, dan pai [vatrushki]," tutur Putin.

Walaupun begitu, ibunda Putin tak menyetujui keputusannya belajar judo.

"Setiap kali saya pergi untuk berlatih, dia bakal komplain,` dia [Putin] pergi berkelahi lagi,`" cerita Putin.

Sementara itu, ayah Putin, Vladimir Putin, sempat ikut dalam perang. Pada 1950-an, ayah Putin bekerja sebagai satpam, lalu menjadi mandor.

"Ayah saya lahir di St Petersburg pada 1911. Saat Perang Dunia I dimulai, hidup di St Petersburg menjadi sulit, orang-orang kelaparan, jadi seluruh keluarga kami pindah ke Pominovo, sebuah desa di wilayah Tver, yang merupakan kampung halaman nenek saya. Di Pominovo, ayah saya bertemu ibu saya, dan mereka menikah pada umur 17 tahun," tutur Putin lagi.

Setelah perang, Putin tinggal di apartemen komunal di Baskov Lane, St Petersburg.

Meski mengaku kehidupan Putin normal, sebuah media mengatakan pria itu hidup bersama dengan tikus di apartemennya yang bobrok.

Berdasarkan catatan buku "In First Person: An Astonishingly Frank Self-Portrait" yang merupakan biografi Putin, pria itu menceritakan kemiskinannya semasa kecil.

"Ada gerombolan tikus di depan pintu masuk. Saya dan teman saya biasanya mengejar mereka dengan tongkat," tulis Putin dalam buku itu, dikutip dari Mirror.

"Saya pernah melihat tikus yang besar dan mengejarnya ke aula hingga saya berhasil memojokkan tikus itu. [Tikus] itu tak memiliki tempat untuk kabur. Tiba-tiba, tikus itu meloncat ke arah saya. Saya kaget dan ketakutan," lanjutnya.

Sebagaimana dikutip dari buku berjudul "The Man Without a Face: The Unlikely Rise of Vladimir Putin," Putin tinggal di lingkungan flat yang dipenuhi sampah, lubang-lubang, dan kurang penerangan.

Putin juga dikatakan tinggal dalam gedung dengan tangga reyot dan pegangannya rusak.

Apartemen Putin kecil hanya memiliki satu kompor gas dan satu wastafel. Untuk mendapatkan air hangat, masyarakat di gedung itu harus memasak air di kompor.

Tak hanya itu, Putin disebut tumbuh dalam lingkungan yang penuh sampah dan menjadi markas preman.

Menurut mantan teman sekelas Putin, Viktor Borisenko, Putin tumbuh di lingkungan yang semuanya preman.

"Warga di sana biasa tak mandi, tidak mencukur rambut, orang-orang yang merokok dan meminum anggur murah. Minum terus, menyumpah, dan berkelahi. Dan ada Putin di tengah-tengah lingkungan ini," tutur Borisenko.

Putin kemudian membawa `gaya hidupnya` tersebut ke dalam kelas. Ia sempat terlibat perkelahian dengan beberapa temannya.

"Guru menarik kerah baju Putin dari kelasnya ke kelas kami. Kami sedang membuat pengki di kelasnya dan Putin melakukan kesalahan. Membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya tenang. Prosesnya sendiri sangat menarik. Awalnya Putin tampak merasa lebih baik, seperti masalah itu telah usai. Lalu dia marah lagi dan menunjukkan kemarahannya. Dia melakukan ini berkali-kali," kata Borisenko.

Buku tersebut mengungkapkan Putin terus bersikap sebagai berandal sampai usia 13. Putin kala itu mulai berfokus ke dunia akademis.

Situs resmi Kremlin melaporkan, pada kelas enam, Putin memutuskan bergabung ke organisasi Pelopor Muda.

"Saya mengerti bahwa pintar di jalanan tidak cukup, jadi saya mulai berolahraga. Namun, itu tak cukup untuk menjaga status saya. Saya sadar harus belajar dengan baik," kata Putin lagi.

Pada 1970, Putin menempuh pendidikan di Universitas Negeri Leningrad dan mengambil jurusan hukum. Ia mendapatkan gelar pada 1975.

Sementara itu, mulai akhir 1970-an sampai awal 1980-an, Putin belajar di sekolah KGB Moskow. KGB sendiri merupakan badan intelijen utama di Uni Soviet.

"Sebelum saya tamat SMA, saya ingin bekerja di bidang intelijen. Namun, saya sempat ingin menjadi pelaut, tetapi ingin menjadi intelijen lagi. Namun di awal, saya ingin menjadi pilot," tutur Putin.

Putin sempat mengunjungi kantor Direktorat KGB untuk mengetahui cara menjadi pekerja intelijen. Ia lalu diberitahu untuk menjalani pekerjaan di militer atau menyelesaikan kuliahnya. KGB sendiri lebih menyukai lulusan sarjana hukum.

"Dari momen itu, saya mulai menyiapkan diri untuk masuk jurusan hukum di Universitas Negeri Leningrad," ujar Putin.

Setelah menempuh pendidikan dan bekerja di KGB, Putin kemudian menjabat sebagai Presiden Federasi Rusia pada 31 Desember 1999.