Jakarta, law-justice.co - Mantan penyidik senior, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menanyakan kelanjutan penanganan dugaan pelanggaran kode etik Lili Pintauli Siregar oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK terkait dugaan penerimaan fasilitas akomodasi hotel hingga tiket menonton ajang balap MotoGP Mandalika.
Novel memandang Dewas sudah terlalu lama tidak menyampaikan perkembangan penanganan laporan tersebut ke publik.
"Dewas KPK sudah selesai periksa perkara Pimpinan KPK yang diduga terima gratifikasi?" ujar Novel dalam akun Twitter @nazaqistsha dikutip Jumat (13/5).
Penyidik yang dipecat pimpinan KPK Firli Bahuri Cs karena tak lolos asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ini mengkhawatirkan Dewas merekayasa penanganan laporan.
"Seolah-olah pembayaran tunai, uangnya masih disimpan di brankas, dan sebagainya. Barangkali semua orang dianggap bodoh jadi enggak ketahuan. Masih bicara Integritas?" imbuhnya.
Anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris enggan merespons banyak tudingan Novel tersebut. Ia hanya memastikan bahwa Dewas masih terus bekerja dengan mengklarifikasi sejumlah pihak dan mengumpulkan bukti-bukti.
"Tidak ada tanggapan. Dewas masih dalam proses pengumpulan bahan dan keterangan dari para pihak. Proses pengumpulan bahan dan keterangan tertunda karena hari raya Idulfitri dan cuti bersama lebaran," kata Syamsuddin kepada CNNIndonesia.com.
Lili dilaporkan ke Dewas KPK atas dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku karena diduga menerima fasilitas akomodasi hotel hingga tiket menonton ajang balap MotoGP Mandalika 18-20 Maret 2022 dari Pertamina.
Seperti melansir cnnindonesia.com, Dewas telah meminta dokumen mengenai laporan tersebut.
Di antaranya bukti pemesanan dan pembayaran tiket MotoGP tanggal 18-20 Maret 2022 pada Grandstand Premium Zona A. Kemudian, pemesanan penginapan di Amber Lombok Beach Resort tanggal 16-22 Maret 2022.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pun sudah dimintai keterangan pada Rabu (27/4) lalu.
Dewas KPK sdh selesai periksa perkara Pimp KPK yg diduga terima gratifikasi?
— novel baswedan (@nazaqistsha) May 11, 2022
Sy khawatir Dewas justru ikut merekayasa, seolah2 pembayaran tunai, uangnya masih disimpan dibrankas dsb.
Brgkl semua org dianggap bodoh jd nggak ketahuan.
Masih bicara Integritas? https://t.co/M21CIPMBoU