Konsolidasi Elemen Mahasiswa Lawan Oligarki Diduga Alami Gangguan

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah elemen mahasiswa bersama kelompok petani, nelayan, buruh, akademisi hingga aktivis `98 menggelar Konsolidasi Nasional Rakyat Indonesia di Gedung Pandan Sari, Cibubur, Jakarta Timur sejak Selasa (10/5/2022).


Ketua Panitia Febriditya Ramdhan Dwi Rahyanto atau Adit mengklaim sekitar 300 peserta dari berbagai elemen yang datang ke lokasi itu mewakili 34 provinsi. Konsolidasi itu rencananya berlangsung tiga hari hingga tanggal 12 Mei 2022.

Baca juga : Buntut Kasus Penyelundupan Sabu, Menhub Didesak Cabut Izin Lion Air

Namun acara itu mengalami gangguan. Saat acara berjalan pada Selasa, Adit mengklaim pihaknya mendapat tekanan. Para peserta tiba-tiba tidak dibolehkan menggunakan gedung Pandan Sari oleh pengelola. Padahal panitia sudah membayar lunas.

Mulanya, gedung itu akan dijadikan tempat utama oleh peserta untuk menggelar sidang pleno yang nantinya bisa melahirkan keputusan penting.

Baca juga : Vonis Mati Dua Pemutilasi Mahasiswa UMY Dianulir Pengadilan Tinggi DIY

"Kami sudah mengikuti prosedur untuk menyampaikan pemberitahuan ke aparat baik polsek, polres, bahkan sampai ke polda, sudah oke semua, tetapi di hari pelaksanaan saat peserta dari berbagai daerah sudah datang dan mau menggunakan gedung tiba-tiba dilarang," ujar Adit dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5).

Peserta tak surut. Konsolidasi akhirnya dilaksanakan di sekitar luar gedung Pandan Sari dan di lorong-lorong penginapan peserta. Agenda tetap berjalan meski tidak di dalam ruangan seperti yang direncanakan.

Baca juga : Ribuan Calon Dokter Spesialis Depresi, `Lebih Baik Mati`

Adit mengatakan sampai Rabu (11/5) petang ini, para peserta masih belum diperbolehkan untuk menggunakan Gedung Pandan Sari.

"Belum. Kita masih konsolidasi di lorong wisma," kata Adit kepada CNNIndonesia.com.

Terpisah, Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun yang hadir dalam acara menyebut ada tekanan dari orang penting yang enggan disebutkan namanya. Karena itu, sampai saat ini kegiatan belum bisa digelar di dalam gedung.

"Selalu alasannya perizinannya dipertanyakan. Jika sampai jam 11 belum mau dibuka juga maka sidang pleno setelah zuhur akan dilaksanakan di pelataran," kata Ubed.

Ubed juga mengatakan sampai petang ini pihak peserta belum diperbolehkan masuk ke area Gedung Pandan Sari. Ia mengatakan peserta masih menggelar konsolidasi di lorong-lorong penginapan sekitar Gedung Pandan Sari.

"Masih belum bisa masuk juga sampai petang ini. Peserta menggelar di lorong-lorong penginapan di sekitar gedung itu," kata Ubed.

Agenda Bahas Persoalan Bangsa

Sejumlah akademisi turut hadir di lokasi untuk membahas pelbagai isu dan persoalan bangsa terkini. Salah satunya, ahli hukum tata negara Bivitri Susanti menyebut ada persoalan serius dalam tata kelola negara Indonesia. Di antaranya terkait penyusunan undang-undang yang mengabaikan aspirasi.

"Saya melihat cara mengelola negara ini sangat buruk, diliputi KKN, menyusun undang-undang saja terlihat sangat ugal-ugalan mengabaikan suara rakyat " ujar Bivitri.

Lalu, Ubedilah Badrun menyebut reformasi telah dikhianati. Menurutnya, korupsi, kolusi, dan nepotisme saat ini kembali merajalela di berbagai aspek.

"Penguasa yang dikendalikan oligarki adalah fakta yang tidak bisa dibantah bahwa negara ini telah dikhianati, rakyat telah dikhianati, reformasi telah dikhianati," kata Ubed.
Agenda pembacaan dan penyampaian hasil konsolidasi nasional nantinya akan disampaikan kepada publik di hari terakhir, yakni Kamis (12/5).