Evaluasi Kinerja Airlangga, GMPG Beberkan Sejumlah Catatan Kritis

[INTRO]

Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) menyampaikan sejumlah evaluasi kritis atas kepemimpinan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
 
Adapun beberapa catatan kritis itu seperti Citra Partai Golkar Rusak. GMPG mencatat, kepemimpinan Airlangga menegasikan citra Golkar yang eksklusif, oligarkis dan birokratis. 
 
Salah satu inisiator GMPG Mirwan BZ Vauly menyebut jargon Golkar bersih selama ini hanya menjadi retorika semata.
 
“Golkar bersih hanya menjadi wacana dan retorika karena banyak kader partai baik di eksekutif maupun legislatif terjerat kasus korupsi,” ujar Mirwan di Jakarta, Kamis (13/01/2022).
 
Inisiator lainnya, Sirojudin Abdul Wahab menyebut poin kritis lainnya yakni Elektabilitas Golkar yang terus Menurun. 
 
Ia mengatakan elektabilitas Golkar saat ini tak lebih tinggi dari elektabilitas 2017 lalu saat Golkar masih dipimpin Setya Novanto. Kala itu Golkar tembus 10.9 persen, sementara pada survey terbaru saat ini Golkar hanya mencapai angka tertinggi sebesar 10.8 persen.
 
“Penurunan juga terjadi pada kolektibilitas kursi hasil Pemilu dari 14,75 persen pada 2014 menjadi 12,31 persen pada 2019,” kata Sirojudin.
 
Problem lainnya, Elektabilitas Airlangga sebagai Capres 2024 yang hanya Nol Koma.
 
Selain elektabilitas Golkar yang menurun, elektabilitas Airlangga juga hanya sebatas nol koma. 
 
“Baliho-baliho yang Airlangga yang tersebar sebagai instruksi DPP Partai terbukti tak memberi dampak siginifikan pada Airlangga, terlebih pada Golkar,” ungkapnya.
 
Selain itu, sepi Konsolidasi juga masih menjadi perhatian, GMPG mengenang petuah mantan Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakri bahwa elektabilitas partai adalah buah dari tertibnya konsolidasi. 
 
Tapi di masa kepemimpinan Ketum Airlangga, Golkar sepi konsolidasi bahwa konsolidasi yang ada pun tak berjalan baik.
 
“Di era Airlangga ini, untuk pertama kalinya musyawarah daerah (Musda) terpecah menjadi dua. Ini menunjukkan tata kelola partai yang buruk,” urainya.
 
Sirojudin menyebut masalah lain yang tak kalah menjadi war ning adalah mogoknya mesin Partai. Ditengah gaung politik 2024, GMPG menyebut mesin beringin tak berjalan dengan baik saat ini.
 
Pasalnya, tidak ada meritokrasi dalam manajemen kerja internal Golkar, Program kerakyatan Golkar tak berjalan, Kaderisasi pun tak berlangsung maksimal.
 
Program Golkar Institute bahkan disebut tak lebih dari sebagai lembaga pelatihan yang bersifat komersil. Setiap peserta Golkar Institute harus membayar biaya yang tak sedikit.
 
Menurutnya saat ini Golkar sedang berada dalam kondisi yang tidak baik-baik Saja.
 
Ia memaparkan imbauan Dewan Pakar dan Dewan Pertimbangan Golkar agar kader menjaga soliditas sebagai penanda bahwa internal Golkar dalan keadaan rentan.
 
Dari sederet catatan evaluasi kritis itu, Airlangga terbukti sebagai sosok yang tidak mampu memimpin Golkar. Karenanya, demi menjaga eksistensi Partai Golkar, GMPG akan menggelar roadshow ke sejumlah elit beringin.
 
"Perlu juga kita sampaikan, nanti akan kita roadshow ke senior-senior partai Golkar untuk menyampaikan evaluasi ini," paparnya.
 
Sirojudin menyatakan bila sampai saat ini GMPG belum melakukan pertemuan secara resmi dengan pihak DPP Golkar perihal pembahasan evaluasi ini.
 
Walaupun ia mengakui sudah ada komunikasi dengan DPP namun itu belum dilakukan secara formal.
 
"Komunikasi ada cuma kalau pertemuan resmi sih belum," tutupnya.