86% Warga RI Punya Antibodi, `Super Immunity` Efektif Tangkal Omicron?

Jakarta, law-justice.co - Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi sempat menyinggung super immunity COVID-19 yang mungkin sudah terbentuk di Indonesia. Bagaimana dengan hasil serosurvei yang sudah dilakukan?

Serosurvei dilakukan untuk mengetahui seroprevalensi, yakni seberapa banyak populasi yang sudah memiliki antibodi untuk menangkal SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Survei ini dilakukan di 100 kabupaten dan kota di Indonesia.

Baca juga : Kata Ahli soal AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya

Dalam konferensi pers baru-baru ini, juru bicara satgas COVID-19 mengungkap hasilnya. Disebutkan, sebagian besar penduduk yang disurvei memang sudah mengalami pembentukan antibodi.

"86,6 Persen populasi yang daerahnya disurvei telah memiliki antibodi SARS-CoV-2 baik karena telah terinfeksi sebelumnya atau karena vaksinasi," kata juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, dikutip Rabu (5/1/2022)

Baca juga : Fadel Muhammad Dicecar KPK Soal Kurang Bayar di Kasus APD Covid-19

"Dan 73,2 persen populasi dari daerah yang disurvei ternyata memiliki antibodi padahal belum pernah terdeteksi positif maupun tervaksinasi COVID-19," lanjut Prof Wiku.

Survei dilakukan di 100 wilayah baik yang termasuk dalam aglomerasi maupun non aglomerasi. Periode survei adalah November hingga Desember 2021.

Baca juga : Import MoLis Makin Dipermudah Masuk RI Jalanan Bak Neraka

Dalam kesempatan sebelumnya, dr Nadia menyinggung bahwa titer antibodi yang terbentuk di masyarakat saat ini cukup tinggi. Kemungkinan hal itu karena dampak infeksi varian Delta dan juga vaksinasi.

"Jadi, apa yang disebut sebagai super immunity itu, itu mungkin yang terjadi," lanjutnya.

Meski demikian, dr Nadia mengimbau untuk tidak lengah. Terlebih dengan masuknya varian Omicron, yang hingga saat ini sifat-sifatnya belum diketahui pasti. Termasuk, apakah bisa ditangkal dengan super immunity COVID-19.