Singgung soal Moderasi, Said Aqil Siradj Bahas Sikap NU ke HTI dan FPI

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj kembali menegaskan soal wasiat dari pendiri NU Hasyim Asy`ari untuk tidak mempertentangkan nasionalisme dan agama.

Kata dia, wasiat itu telah diamini dan disuarakan oleh ribuan ulama pesantren.

Baca juga : KPK Isyratkan Tangkap Bupati Sidoarjo Non Aktif Gus Mudhlor

NU memegang wasiat tersebut sejak awal berdiri hingga hari ini, termasuk ketika PBNU bersikap terhadap kasus-kasus yang menyeret Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).

"Dan dengan demikian kita mengerti bahwa ujian atas sikap tawasut, moderasi, polarisasi dua kutub ekstrem memang sudah khas NU sejak awal pendiriannya," kata Said dalam pidato pembukaan Muktamar ke-34PBNU di Pondok Pesantren Darussa`adah Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (22/12).

Baca juga : Eko Darmanto Akan Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

"Mereka yang tidak paham sikap NU atas HTI maupun FPI barangkali memang belum mengerti betapa berat amanah moderasi kutub ekstrem di negeri ini," imbuhnya.

Said menyatakan bagi NU dan pesantren, menjaga NKRI adalah amanah.

Baca juga : Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh

"Karena hanya dengan bersetia kepada konstitusi, tatanan agama dapat diselenggarakan," ujarnya.

Muktamar NU adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di PBNU. Muktamar digelar 22-23 Desember dengan mengusung tema `Menuju Satu Abad NU, Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia`.

Ada sejumlah agenda dalam muktamar kali ini yang akan digelar di beberapa tempat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Berbagai persoalan bangsa dan umat dibahas dan diputuskan dalam muktamar ini.

Salah satu agenda paling ditunggu adalah pemilihan ketua umum PBNU. Ada dua kandidat dalam bursa ketum PBNU yakni petahana Said Aqil Siradj dan Cholil Yahya Staquf.