Berpura-pura Jadi Muslim, Kerja Yahudi Radikal ini Buat Peta Konflik

Yarusalem, law-justice.co - Kelompok Yahudi radikal di Israel menyamar menjadi umat Muslim agar bisa masuk ke masjid Gunung Kuil (Temple Mount) yang terletak di Yerusalem. Kelompok ini diam-diam melakukan ibadah Yahudi saat pura-pura salat.


Tindakan kelompok Yahudi radikal bernama Returning to the Mount ini memicu kekhawatiran pejabat keamanan wilayah itu. Pejabat keamanan menilai tindakan kelompok ini dapat memicu konflik di situs suci tersebut, dikutip dari Times of Israel, Selasa (14/12/2021)

Baca juga : Yarusalem Barat Batal Diakui Australia Sebagai Ibu Kota Israel

Gunung Kuil, yang disebut Haram al-Sharif oleh umat Muslim merupakan tempat paling suci bagi masyarakat Yahudi, dan tempat tersuci ketiga bagi umat Muslim.

Menurut kesepakatan yang dicapai pada 1957, masyarakat Yahudi diizinkan berkunjung ke Gunung Kuil, tapi tak boleh berdoa di sana. Walaupun masyarakat Israel menjaga daerah tersebut, masyarakat Muslim melakukan kegiatan keagamaan di sana.

Baca juga : Putin Tuntut Israel Serahkan Gereja Sengketa di Yarusalem

Sementara itu, kepala kelompok Returning to the Mount, Raphael Morris mengatakan bahwa umat Yahudi hanya boleh mengunjungi tempat itu dalam waktu tertentu per hari.

Mereka juga harus ditemani polisi dan tak boleh melakukan kegiatan ibadah. Namun, umat Islam boleh mendatangi tempat itu dengan bebas, kapan pun mereka mau, dan boleh melakukan kegiatan ibadah.

Baca juga : Dikecam AS, Pemukiman Yahudi di Yarusalem Timur Disetop Israel

"Visi kami adalah bisa pergi ke Gunung Kuil kapan pun per hari, dan berhasil membangun Kuil," kata Morris lagi.

Yisrael, seorang instruktor, mengajarkan kepada anggota kelompok bagaimana melakukan gerakan ibadah Muslim sembari membaca liturgi Yahudi.

"Paling buruk, oke, mereka menangkap Anda sehingga Anda ditangkap," kata seorang anggota kelompok menggunakan nama samaran Baruch.

"Sangat berharga bagi saya untuk bisa berdoa dengan benar dan tidak menyerah pada penghinaan polisi," tambahnya.

Baruch juga memprediksi kegiatan `penyamaran` ini bakal terus meningkat sampai polisi memutuskan untuk membuka Gunung Kuil bagi semua umat.

Sementara itu, kepolisian dan tim keamanan Shin Bet kerap menindak ulah kelompok ini. Anggota kelompok sering mendapatkan hukuman penahanan dan melarang kunjungan ke Gunung Kuil. Mereka bisa dipenjara hingga beberapa hari.