Biden Resah dengan Krisis Rantai Pasokan dan Lonjakan Harga Energi

Roma, Italia, law-justice.co - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diperkirakan akan berbicara terkait gangguan rantai pasokan global dan lonjakan harga energi, pada KTT G20 di Roma.

Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan Biden dijadwalkan untuk bertemu dengan para pemimpin dunia, untuk membahas langkah dalam mengurangi tekanan yang terjadi pada sistem perdagangan global.

Baca juga : Disebut Negara Kanibal oleh Biden, PM Papua Nugini Protes

Rantai pasokan dunia yang terganggu akibat pandemi akan menjadi isu penting pada pertemuan G20. Lonjakan permintaan konsumen, kekurangan tenaga kerja dan penundaan manufaktur di luar negeri telah menyebabkan biaya transportasi dan inflasi yang lebih tinggi.

Michael Froman, Wakil ketua dan President Growth Strategic di Mastercard mengatakan, "Tantangan rantai pasokan global kemungkinan besar akan menjadi inisiatif yang dibahas dalam agenda G20".

Baca juga : Jelang Pemilu AS, Biden Tolak Bantu Israel Serang Balik Iran

Froman, yang menjabat selama empat tahun sebagai perwakilan perdagangan Presiden Barack Obama, menambahkan bahwa Biden akan memiliki kesempatan untuk memimpin diskusi tanpa berbagi panggung dengan Presiden China Xi Jinping atau Presiden Rusia Vladimir Putin, yang tidak akan hadir.

"Tidak hanya AS yang kembali ke meja, tetapi salah satu kekuatan politik Biden adalah terlibat dengan para pemimpin secara informal. Dia telah terlibat dalam diskusi informal semacam ini dengan para pemimpin sepanjang karirnya di Senat serta sebagai wakil presiden dan sekarang presiden. Dengan dua pemimpin besar lainnya yang tidak hadir benar-benar menunjukkan bahwa AS menegaskan kembali kepemimpinan dan keterlibatan dengan cara yang efektif." katanya dikutip dari CNBC, Sabtu (30/10/2021)

Baca juga : AS Ancam Tinggalkan Israel usai Biden-Netanyahu Cekcok soal Gaza

KTT G20 kali ini juga menandai setelah keluarnya AS dari Afghanistan dan pertikaian diplomatik yang tengah terjadi dengan Prancis, sekutu tertua Washington.

Biden sebelumnya telah berjanji untuk memperbaiki aliansi melalui diplomasi dan mengembalikan posisi kepemimpinan Washington di kancah global, setelah bertahun-tahun kebijakan "America First" yang ditempuh oleh pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump.

Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintah terus menekan cara untuk mengatasi masalah dalam rantai pasokan yang menyebabkan gangguan perdagangan global.

Awal bulan ini, dalam upaya untuk mengatasi masalah rantai pasokan negara itu sendiri pemerintahan Biden berencana untuk menjalankan operasi 24 jam selama 7 hari nonstop di pelabuhan Los Angeles dan Long Beach, yang menyumbang 40% dari angkutan laut yang memasuki AS.

Harapannya operasi di kedua pelabuhan tersebut dapat mengurangi simpanan kapal kontainer, namun itu masih jauh dari menyelesaikan masalah yang berdampak pada rantai pasokan global.

Awi Federgruen, seorang ahli produksi dan manajemen dan profesor di Columbia University Business School di New York, mengatakan bagian lain dari rantai pasokan perlu ditangani juga.

"Memperpanjang jam kerja pelabuhan di California sekitar 60 jam, dan kemudian memangkas 25% dari waktu pembongkaran tidak akan menyelesaikan masalah. Ada beberapa faktor yang diperparah satu sama lain," jelas Federgruen, yang memimpin divisi Keputusan, Risiko, dan Operasi Columbia Business School, mengatakan kepada CNBC.

Selain itu, pada awal pekan ini, pelabuhan Los Angeles dan Long Beach mengumumkan denda baru pada operator di kompleks pelabuhan tersibuk di negara itu untuk mengurangi kemacetan kapal kargo yang semakin intensif.

Setelah dimuat dari kapal, kontainer yang dipindahkan oleh truk akan memiliki waktu sembilan hari sebelum denda mulai dikenakan. Kontainer yang dijadwalkan untuk bergerak dengan kereta api akan memiliki waktu tiga hari.

Sesuai dengan tenggat waktu tersebut, operator akan dikenakan biaya $100 untuk setiap kontainer yang tersisa per hari mulai 1 November.