Survei Poltracking: Anies Bakal Jadi Ganjalan Prabowo di Pilpres 2024

Jakarta, law-justice.co - Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda menyebut Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto akan kesulitan memenangkan kursi presiden di Pilpres 2024 jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga maju.

Hanta mengatakan, kecenderungan itu terlihat dari beberapa hasil survei elektabilitas Anies yang selalu tak terpaut jauh dengan Prabowo.

Baca juga : Permainan Mengagumkan, Timnas Indonesia U-23 Dapat Bonus Rp23 Miliar

"Kalau misalnya Anies enggak maju di 2024 bisa jadi untuk dukung Prabowo masih ada peluang kalau kemudian maju," kata Hanta dalam wawancara dengan CNNIndonesiaTV, Senin (11/10).

Lebih lanjut, Hanta mengatakan, jika Anies maju di Pilpres 2024, maka Prabowo akan mengalami hal serupa dengan Pilpres 2019. Ia menyebut Prabowo menghadapi lawan yang disiapkannya sendiri seperti saat melawan Jokowi di Pilpres sebelumnya.

Baca juga : Bobby Nasution Resmi Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Mengingat saat Jokowi mencalonkan diri sebagai Gubernur SKI Jakarta, Prabowo ikut mendukung. Begitu pun ketika Anies Baswedan hendak menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Sekarang kalau pak Anies juga lawan pak Prabowo terjadi hal yang kedua. Pak Prabowo akan mendapatkan lawan yang disiapkan pak Prabowo lagi," kata dia.

Baca juga : Anies Baswedan Nyatakan Bakal Rehat Politik Sejenak

Selain itu, Hanta juga berkata Prabowo akan menghadapi banyak tantangan untuk mencalonkan diri di 2024. Salah satunya yaitu jika suara massa menginginkan tokoh baru. Oleh sebab itu, Hanta menyebut Prabowo harus melakukan rebranding.

Namun, menurut Hanta, rebranding sosok itu sulit, apalagi Prabowo sudah dua kali nyapres dan selalu kalah. Meski begitu, ia menyebut potensi untuk menang selalu ada.

Ia lantas mencontohkan keberhasilan Khofifah Indar Parawansa saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur setelah beberapa kali gagal. Hanta mengatakan, Khofifah berhasil mendapatkan kursi itu dengan manuver politik yang pas.

Menurutnya, manuver politik tersebut bisa diikuti oleh Prabowo. Selain, melakukan rebranding, Khofifah juga memilih wakil yang tepat saat itu.

Hanta memprediksi, jika Prabowo dan Anies bersatu justru akan menjadi kuat. Tapi, jika Prabowo disandingkan dengan Puan Maharani, kata Hanta, maka akan sulit.

"Kalau Prabowo dengan mbak Puan itu jalan terjal juga. Dengan Anies Baswedan kursi tawarnya naik. Ditambah lagi PKS itu," ucapnya.

Tantangan lainnya yaitu, kata dia, mengembalikan kepercayaan dan mengatasi kekecewaan publik imbas Prabowo bergabung dengan pemerintahan.

"Ada tantangan kerugian politisnya yang harus diantisipasi atau rebranding atau recovery adalah soal kekecewaan basis pendukung pak Prabowo ketika pak Prabowo bergabung pemerintah. Itu otomatis," kata dia.

Ditambah lagi, Hanta mengakui, jabatan Prabowo di pemerintahan juga tidak seksi. Sehingga sulit untuk mendongkrak suara lewat jabatannya saat ini.

"Kalau kinerjanya bagus pun secara elektoral panggung politik sebagai Menhan relatif tidak begitu seksi dibandingkan dengan Gubernur atau Menteri yang terkait dengan menghadapi pandemi dan sebagainya," ucapnya.

Berdasarkan hasil survei Indostrategic, Prabowo berada di urutan teratas dengan elektabilitas 17,5 persen. Anies menempel ketat Prabowo dengan tingkat elektabilitas 17 persen, dan Ganjar di bawah keduanya dengan tingkat elektabilitas 8,1 persen.