Kembali Kuasai Afghanistan, Hamas Ucapkan Selamat pada Taliban

Jakarta, law-justice.co - Kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza menyampaikan ucapan selamat kepada kelompok Taliban atas `kemenangan` mereka untuk kembali berkuasa di Afghanistan.

Hamas memuji Taliban memiliki kepemimpinan yang `berani`.

Baca juga : Ini Respons Kemenhan soal Minta Diskon Proyek Jet Tempur KF-21

"Menyelamati gerakan Taliban dan kepemimpinannya yang berani atas kemenangan ini, yang merupakan puncak atas perjuangan panjang selama lebih dari 20 tahun," demikian pernyataan Hamas untuk Taliban seperti melansir detik.com, Selasa (17/8/2021).

Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan atas Afghanistan pada Minggu (15/8) waktu setempat dan mengakhiri kehadiran tentara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di negara itu.

Baca juga : Kemenkeu: Posisi Utang Pemerintah Turun Tipis di Maret, Jadi Rp8.262 T

Para petempur Taliban kini menguasai ibu kota Kabul, melakukan patroli di jalanan setempat dan menduduki Istana Kepresidenan.

Berkuasanya kembali Taliban di Afghanistan memicu kekhawatiran publik, mengingat kelompok ini dikenal menerapkan praktik-praktik sarat kekerasan dalam memberlakukan syariah Islam.

Baca juga : Soal Anies Baswedan dan Pilgub Jilid II

Selama kepemimpinan Taliban tahun 1996-2001 silam, kaum wanita tidak bisa bekerja dan hukuman seperti rajam, cambuk dan hukuman gantung diberlakukan.

Dalam pernyataannya, Hamas yang merebut kekuasaan di Gaza tahun 2007 lalu, mengharapkan `warga Muslim Afghan dan kepemimpinannya sukses dalam mencapai persatuan, stabilitas dan kemakmuran`.

Lebih lanjut disebutkan oleh Hamas bahwa berakhirnya kehadiran pasukan AS di Afghanistan membuktikan `bahwa perlawanan rakyat, terutama rakyat Palestina yang terus berjuang, ditakdirkan untuk menang`.

Diketahui bahwa Israel dan sebagian besar negara Barat menganggap Hamas sebagai kelompok teroris. Israel menerapkan blokade atas Gaza yang dihuni nyaris 2 juta orang, sejak Hamas mengambil alih kekuasaan. Hamas sejauh ini sudah terlibat empat kali perang dengan Israel.