Penerima Punya Rumah 3 Lantai, Risma Akui Bansos Salah Sasaran

Jakarta, law-justice.co - Penerima bantuan sosial tunai (BST) diakui Menteri Sosial Tri Rismaharini masih salah sasaran. Hal itu dikatakannya setelah dikeathui ada penerima Bansos yang memiliki rumah tiga lantai.

Risma menjelaskan penemuan itu berawal dari laporan warga penerima BST yang mengaku belum mendapatkan BST. Namun, ketika dicek warga yang melapor itu sudah mendapatkan BST dan sudah ada bukti berupa foto uang dan KTP.

Baca juga : Siapa Saja Dicalonkan Pilkada DKI Jakarta 2024 dari PDI-P?

Tak puas, Risma akhirnya mendatangi alamat rumah warga itu. Ternyata, warga yang telah menerima bansos adalah orang yang berbeda dengan pelapor, hanya saja mempunyai nama yang sama. Si penerima, kata Risma, sudah pindah tempat tinggal.

Risma pun mencari tahu tempat tinggal baru orang yang telah mendapatkan BST itu. Ternyata setelah dicek, rumah penerima BST tersebut tidak masuk kriteria tidak mampu.

Baca juga : Menkeu Sebut Anggaran Bansos Rp43 T Naik 20 Persen

"Ternyata orang itu yang namanya sama, dia pindah tempat. Kita cari lagi oh memang dia belum terima yang satunya. Tapi yang satunya sudah terima. Aku ngomong kita harus cek kayaknya, rumahnya seperti apa, ternyata rumahnya berlantai 3," ungkap Risma kepada wartawan, Jumat (16/7/2021).

Selain itu, ia juga mendapatkan laporan dari tim survei bahwa masih banyak penerima BST ternyata masyarakat mampu secara ekonomi. Bahkan, kata dia, ada yang memiliki dua mobil.

Baca juga : Bagi-bagi Bansos saat Kampanye, MK: Airlangga Tak Langgar UU Pemilu

"Kita menemukan beberapa yang memang mampu. Tadi baru laporan yang saya survei. `Bu, ternyata punya Camry. Ada yang punya 2 mobil, satu Camry, satu Innova`." Ujarnya.

Mantan Wali Kota Surabaya itu pun mengatakan akan melakukan pemantauan terhadap penerima-penerima BST agar hal serupa tidak terjadi. Ia menyebut akan melihat dari nilai kualitas data penerima BST.

"Saya membenahkan data sekarang saya akan pantau terhadap kualitas data, artinya kita butuh ke lapangan jadi memang agak berat, tapi saya sampaikan kepada teman-teman kita harus turun dan ternyata ada yang begitu kualitas datanya," kata Risma.

Lebih lanjut, ia menyatakan masyarakat yang masuk kategori mampu namun masih mendapatkan BST harus sadar diri. Ia berharap, mereka tidak diam saja atau bahkan pura-pura tidak mampu.

"Saya berharap yang begitu tolonglah sadar diri. Banyak saudara kita yang membutuhkan. Ayolah kalau merasa diri kita mampu (kembalikan), kalau kita miskin beneran gimana," ucap politikus PDIP itu.

Data penerima bansos sempat menjadi permasalahan di Kemensos. Sebanyak 21 juta data bermasalah.

Pada April lalu, Kemensos memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk memastikan seluruh data memiliki identitas tunggal. Dalam proses itu, sekitar 21 juta data ganda penerima bansos dihapus.

"Kemudian new DTKS ini karena tadi saya sampaikan bahwa kita melakukan pengontrolan data, sehingga kurang lebih 21.000.156 data kita tidurkan," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini, di Gedung Kemensos, Rabu (21/4)

Risma juga menyatakan akan memperbarui data penerima bansos itu setiap bulan. Sebab, kata dia, data bisa berubah karena kondisi seseorang juga berpotensi mengalami perubahan.