Pemerintah Tak akan Kurangi Pemakaian Vaksin Sinovac

Jakarta, law-justice.co - Vaksin Sinovac disebut tak ampuh melawan varian baru Covid-19, yakni varian Delta. Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menegaskan tidak akan mengurangi penggunaan vaksin buatan China itu.

"Tidak benar (akan mengurangi jumlah vaksin Sinovac). Tetap semua merek vaksin sama baiknya," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi seperti dilansir dari cnnindonesia.com, Kamis (15/7/2021).

Baca juga : Kata Ahli soal AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya

Berdasarkan data yang disampaikan Nadia, terdapat 3 juta dosis vaksin Sinovac yang dimiliki Indonesia per 13 Juli 2021.

PT Bio Farma juga memproduksi 115.500.280 dosis vaksin dari bahan baku yang didapat dari Sinovac. Kemudian 3.408.000 dosis vaksin merek Sinopharm dan 3.000.060 dosis vaksin Moderna.

Baca juga : Fadel Muhammad Dicecar KPK Soal Kurang Bayar di Kasus APD Covid-19

Hingga hari ini, data vaksinasi mencatat 39.628.149 orang sudah mendapat dosis pertama dan 15.810.099 mendapat dosis kedua.

Jumlah tersebut masih jauh dari target vaksinasi yang mencapai 208.265.720 orang untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Baca juga : Import MoLis Makin Dipermudah Masuk RI Jalanan Bak Neraka

Sebelumnya, pemerintah memutuskan pemberian vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan dengan vaksin Moderna.

Pemberian booster ini dilakukan karena banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 meskipun sudah divaksin sampai dosis kedua menggunakan Sinovac.

Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengungkap efikasi Sinovac dapat melemah dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan setelah vaksinasi dosis kedua.

Sementara pencampuran Sinovac-Moderna dinilai dapat menguatkan imun dari varian delta. Meski begitu, pemerintah masih memprioritaskan langkah ini untuk tenaga kesehatan.