Setuju Rizal Ramli, Musni Umar: BuzzeRp Merusak & Hancurkan Demokrasi!

Jakarta, law-justice.co - Keberadaan pendengung atau buzzer bayaran di jagat maya merupakan sampah demokrasi.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Prof. Musni Umar, Rabu (16/6).

Baca juga : KPK Geledah Ruang Sekjen DPR RI, Ini yang Dicari

"Saya sependapat dengan Dr. Rizal Ramli bahwa buzzeRp adalah sampah demokrasi. Merusak dan menghancurkan demokrasi," kata Musni Umar.

Dia mengaku tidak habis pikir dengan fonomena ini.

Baca juga : Kuasa Hukum Sebut Suara PPP Loncat ke Partai Garuda

"Saya prihatin ada anak bangsa mencari nafkah dari menfitnah, menjelekkan dan membully," seubut dia lewat akun @musniumar.

"Sekarang yang paling banyak difitnah, Anies Baswedan. Padahal Anies tidak pernah ganggu mereka," sambung Musni Umar melanjutkan.

Baca juga : Aksi May Day Besok, Partai Buruh Bakal Geruduk Istana Presiden

Tokoh bangsa, Dr. Rizal Ramli sebelumnya menyebutkan, buzzeRp adalah sampah demokrasi.

Bahkan, mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu mengatakan, jumlah buzzerRp yang membela kepentingan rezim mencapai 100 ribu orang atau akun. 1 juta tweets, IG, Facebook per hari. Mereka digerakkan oleh pembina dan influenceRp.

Keberadaan buzzerRp tersebut menyerang setiap orang yang memberikan kritik ke pemerintah atau memuji para donaturnya.

Menurut RR, kondisi seperti ini merupakan demokrasi sampah. Seolah-olah pejabat yang dibela punya prestasi, nyatanya minim bahkan terlibat kasus korupsi.