Jalani Rekonstruksi, Pengirim Sate Sianida Nani Tak Berhenti Menangis

DI Yogjakarta, law-justice.co - Nani Aprialliani Nurjaman (25), tersangka pemberi sate sianida yang tewaskan anak ojek online (ojol) di Bantul, Yogyakarta, menjalani rekonstruksi hari ini, Senin (7/6/2021). Ia diminta memperagakan sejumlah adegan kasus terebut di Polres Bantul.


Nani datang di lokasi dengan menggunakan baju tahanan berwarna biru dengan terusan berwarna merah muda. Rambutnya dikuncir seperti ekor kuda. Ia tampak menggunakan masker di wajahnya.

Baca juga : Jibom Gegana Polda DIY Lakukan Sterilisasi TKP Ledakan Bahan Petasan


Wanita itu menundukkan kepala saat menjalani reka adegan didampingi petugas. Tak jarang, tangannya menyeka air mata yang ia tahan-tahan. Meski begitu, air matanya tetap berlinang.

Muka Nani terlihat sendu dalam menjalankan reka adegan. Muka itu seolah memperlihatkan penyesalan. Meski begitu, ia menjalani satu per satu reka ulang kasus tersebut.

Baca juga : Sri Sultan HB X Nyatakan Ada Obrolan Politik saat Bertemu Jokowi


Dalam sejumlah adegan, kepala Nani ditutup dengan kerudung. Warga kerudung itu senada dengan baju yang ia pakai, sama-sama merah muda.
Meski wajah Nani tertutup mata, linangan air matanya sesekali menetas dalam menjalani rekonstruksi tersebut.

Adegan demi adegan diselesaikan oleh Nani. Mulai dari meracik sianida hingga mengendarai sepeda motor. Ia menjalaninya sesuai dengan perintah dari petugas.

Baca juga : Polisi Bekuk Tersangka Film Porno Siskaeee di Yogyakarta

Nani mengirim sate beracun melalui order ojol offline. Seorang ojol, Bandiman (47), kemudian menerima order offline di seputaran Gayam atau Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta. Dia dihampiri Nani.


Nani yang tadinya tidak diketahui identitasnya lantas meminta Bandiman mengantar dua bungkus makanan berisi sate dan snack itu ke sebuah perumahan di Kasihan, Bantul, kepada orang yang bernama Tomy. Dia berpesan bahwa makanan itu adalah takjil dari `Hamid dari Pakualaman`.

Sesampai di lokasi, Tomy sedang di luar kota. Istri Tomy tidak mau menerima kiriman makanan tersebut lantaran merasa tidak tahu siapa pengirimnya. Begitu pula Tomy ketika saat itu dihubungi mengaku tidak kenal.


Istri Tomy menganjurkan makanan dibawa pulang saja. Bandiman pun pulang dan sate disantap keluarga. N, anak kedua Bandiman, kolaps ketika memakan bumbu sate. Sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong.