Menkes Budi Sindir Daerah yang Perkecil Tes Covid Demi Jadi Zona Hijau

Jakarta, law-justice.co - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti agar para pimpinan daerah terus berupaya memperbanyak jumlah kapasitas pemeriksaan Virus Corona (Covid-19), alih-alih memperkecil jumlah cakupan tes harian.

Dia pun menyebut ada beberapa pihak forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) yang sengaja menekan jumlah tes harian agar temuan warga Covid-19 di wilayahnya relatif dilaporkan sedikit sehingga wilayahnya masuk zona hijau atau rendah risiko covid-19.

Baca juga : Anies Baswedan Nyatakan Bakal Rehat Politik Sejenak

"Banyak Forkopimda karena mengejar hijau, kuning, merah, oranye, mereka pengennya hijau. Testing disedikitkan, itu (kasus) bisa meledak," kata Budi dalam video yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Selasa (18/5).

Budi lantas menegaskan bahwa trik tersebut akan memperburuk kondisi pandemi virus corona di tanah air. Sebab, dengan jangkauan pemeriksaan yang kecil, maka akan banyak kasus di luaran sana yang tak terdeteksi sehingga menimbulkan penularan yang masif.

Baca juga : Sejumlah Kejanggalan Kasus Brigadir RA Dipertanyakan Kompolnas RI

Apalagi menurutnya saat ini Indonesia sudah kedatangan beberapa mutasi virus corona yang dinilai memiliki kemampuan penularan virus yang lebih cepat.

Data terakhir Kementerian Kesehatan menyebutkan saat ini ada 3 dari 4 varian virus yang cukup diwaspadai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga : Nonaktifkan 2 Rutan, KPK Pindahkan Tahanan ke Gedung Merah Putih

Di Indonesia, kini tercatat ada 14 kasus varian dari Inggris B117, 2 kasus varian dari Afrika Selatan B1351, dan 10 kasus B1617 yang merupakan varian bermuatan mutasi ganda dari India.

"Kita harus lebih agresif testing supaya tahu dia [varian corona] ada dimana," kata mantan wakil menteri BUMN itu.

Lebih lanjut, Budi juga mengimbau agar pemerintah daerah tak perlu risau apabila daerahnya mencatat penambahan kasus positif covid-19 yang cukup banyak.

Menurutnya, temuan yang masif dibarengi dengan penelusuran kontak justru membuat sebaran kasus covid-19 dapat terpantau dengan baik.

"Saya sudah bilang ke Pak Presiden, `jangan pernah menegur kepala daerah kalau kasus konfirmasinya tinggi, tapi tegur kepala daerah kalau positivity rate tinggi`, karena itu pasti kurang testing," pungkasnya.