55 Orang Tewas & 150 Orang Luka Akibat Ledakan Bom di Afganistan

Jakarta, law-justice.co - Sebuah ledakan yang disebabkan oleh bom mobil di luar sekolah di wilayah Kabul, Afganistan menewaskan sedikitnya 55 orang dan melukai lebih dari 150 orang.

Pejabat setempat mengungkap sebagian besar korban adalah pelajar perempuan yang bersekolah di dekat lokasi bom meledak.

Baca juga : Reuni UII, Ketua MA Baca Puisi

Seperti melansir cnnindonesia.com, sebagian besar korban adalah siswa yang keluar dari sekolah Sayed ul Shuhada. Kini korban yang terluka parah berada di rumah sakit.

Rekaman di saluran TV ToloNews menunjukkan adegan buku dan tas sekolah berserakan di jalan berlumuran darah, dan warga bergegas membantu para korban.

Baca juga : Permainan Mengagumkan, Timnas Indonesia U-23 Dapat Bonus Rp23 Miliar

"Itu adalah ledakan bom mobil yang terjadi di depan pintu masuk sekolah," kata seorang saksi mata kepada Reuters, meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Dia mengatakan semua kecuali tujuh atau delapan korban adalah siswi yang akan pulang setelah menyelesaikan studi mereka.

Baca juga : Bobby Nasution Resmi Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Di sekolah menengah Sayed ul Shuhada, anak perempuan dan laki-laki belajar dalam tiga shift, yang kedua untuk siswa perempuan, Najiba Arian, juru bicara Kementerian Pendidikan, mengatakan kepada Reuters. Yang terluka kebanyakan adalah mahasiswi, katanya.

Kabul dalam siaga tinggi sejak Washington mengumumkan rencana untuk menarik semua pasukan AS pada 11 September.

Para pejabat Afghanistan mengatakan Taliban telah meningkatkan serangan di seluruh negeri setelah pengumuman itu.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan kemarin. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah kelompok itu terlibat dan mengutuk insiden itu.

Meskipun Ghani menyalahkan Taliban, ledakan hari Sabtu terjadi di lingkungan Muslim Syiah yang telah menghadapi serangan brutal oleh militan ISIS selama bertahun-tahun, termasuk ledakan di bangsal bersalin hampir persis setahun yang lalu.