Jokowi Disebut Tak Akan Tunduk pada Megawati di Pilpres 2024

law-justice.co - Meski masih lama, topik soal Pilpres 2024 makin kencang diperbincangkan. Adapun topik yang paling sering dibahas adalah soal siapa calon dan pihak-pihak yang berada di belakang para kandidat tersebut.

Salah satunya adalah soal peran Presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri. Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti, Jokowi dan Ketum PDIP itu akan berbeda haluan pada Pilpres 2024. Pasalnya, baik Megawati maupun Jokowi sama-sama memiliki kekuatan politik dan cukup menentukan konstalasi politik 2024 mendatang.

Baca juga : Kata Ahli soal AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya

"Ada potensi antara Pak Jokowi dengan Ibu Mega ini akan berbeda jalan di masa yang akan datang, dalam rangka menghadapi Pilpres, Pileg, dan Pilkada 2024 yang akan datang. Dan keduanya memiliki kekuatan," katanya dalam diskusi daring Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk `Reshuflle Kabinet Sebagai Keniscayaan` pada Selasa (13/4).

Ray mengatakan, satu sisi Megawati merupakan Ketum partai yang punya potensi akan menang kembali di 2024. Di sisi lain, saat Pilpres, Pileg, bahkan Pilkada dilangsungkan di 2024 Jokowi masih menjabat sebagai Presiden.

Baca juga : Naik Rp275, Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Rp12.453/Liter

"Artinya, wibawa Pak Jokowi, daya magnet Pak Jokowi untuk pemilih tetap kuat," kata pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

"Sehingga dengan begitu, akan terjadi negosiasi yang kuat antara Pak Jokowi dengan pihak Ibu Mega," imbuhnya.

Baca juga : PBB: Akan Ada Tragedi Besar jika Israel Tetap Nekat Invasi Rafah

Menurut Ray, Megawati, layaknya ketua umum partai politik yang lain akan berupaya mempertahankan kemenangan partai dan koleganya pada kontestasi politik 2024. Namun, Jokowi akan bersikap sebaliknya, yakni dengan memasang jagoannya di Pilpres nanti, tapi di luar trah Soekarno.

"Cuma, seberapa besar persaingan ini? Ya saya akan mengatakan persaingan ini tetap dibawah presentasinya, kemungkinan mereka bersatu. Jadi, mereka bersatu itu lebih besar kemungkinannya dibanding mereka berbeda," tuturnya

"Jadi istilahnya, mereka bisa berbeda tetapi daya mereka menyatu jauh lebih kuat," tutup Ray.