Setelah 9 Hari, Putri Tidur Banjarmasin Akhirnya Bangun

law-justice.co - Sudah sembilan hari Siti Raisa Miranda atau Echa tak bangun dari tidurnya. Namun, kabar baiknya, kini dia sudah bangun meski dalam kondisi badan yang lemah.

Perempuan yang dijuluki Putri Tidur Banjarmasin itu mengalami gejala tidur panjang akibat sindrom langka `hipersomnia`. Orang tua Echa, Mulyadi dan Lili, cemas karena putrinya kembali mengalami gejala tidur panjang. Echa sempat dibawa keluarga ke RSUD Dr Ansari Saleh, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), karena kondisi tidur panjangnya kembali datang.

Baca juga : Sempat Bangun, Putri Tidur dari Banjarmasin Kembali Terlelap

Mulyadi mengatakan hari ini putrinya itu sudah bangun. Namun kondisi Echa masih lemah.

"Udah bangun pagi tadi sekitar pukul 09.00 Wita, bisa duduk sendiri meski masih lemah," kata Mulyadi seperti dilansir detikcom, Sabtu (10/4/2021).

Total terhitung sudah sembilan hari Echa tertidur. Hari ini adalah hari kesembilan.

"Jadi hari kesembilan ini Echa sudah bangun," imbuhnya.

Untuk diketahui, pada 2017, `Putri Tidur` itu pernah mengalami gejala serupa. Pada waktu itu, Echa sempat tertidur 13 hari. Echa kemudian dijuluki `Putri Tidur dari Banjarmasin`. Kala itu diduga Echa mengidap sindrom langka `hipersomnia`.

Hipersomnia adalah kondisi yang membuat seseorang merasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari. Kondisi ini juga dapat terjadi meski seseorang itu sudah tidur dalam waktu yang lama. Hipersomnia dapat disebut dengan excessive daytime sleepiness (EDS).

Mengutip laman Healthline, berdasarkan faktor penyebab, ada dua jenis hipersomnia, yakni primer dan sekunder. Hipersomnia primer disebabkan adanya gangguan fungsi sistem saraf pusat dalam yang berfungsi mengatur waktu untuk terjaga dan terlelap. Kondisi ini bisa membuat si penderita merasakan kantuk secara tiba-tiba. Mereka bisa merasakan kantuk pada siang hari meskipun waktu tidur pada malam sudah terpenuhi.

Agar nutrisi tubuhnya terjaga, sesekali Mulyadi dan istri memberikan makanan dengan disuapkan saat kondisi Echa tenang.

"Sebenarnya nggak enak menyampaikan, namun karena kepentingan anak ulun, harapannya Echa bisa diterapi dengan alat yang lebih canggih, meskipun di rumah sakit di Banjarmasin semua peralatan medis sudah dites. Kata dokter, masih ada alat lain yang lebih canggih tapi di Jawa. Mudah-mudahan kami bisa membawa terapi Echa ke RS di Jawa," harap Mulyadi.

Sebelum kembali mengalami tidur panjang, Echa sempat bercerita soal harapan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada orang tuanya. Echa mengidolakan Jokowi sejak masih SMP dan berharap suatu saat bisa bertemu langsung presiden idolanya itu.

"Ada keinginan Echa yang disampaikan ke ulun (saya), ingin sekali bertemu Pak Jokowi," ujarnya.

Untuk menjaga stamina dan asupan gizi Echa, kedua orang tuanya memberikan susu cokelat. Bagaimana orang tua Echa bisa memberikan susu cokelat? Saat Echa terbangun sebentar dari tidur, biasanya orang tua Echa memberikan susu cokelat. Setelah minum susu cokelat kesukaannya, Echa pun kembali meneruskan tidurnya.

"Echa sangat suka susu cokelat, terutama susu kotak. Karena itu, ulun (saya) selalu menyediakan stok untuk dia. Karena sewaktu-waktu ia terbangun sebentar dan biasanya kami berikan susu cokelat di samping diberi makan. Hitung-hitung untuk stamina dan asupan gizi," terang Mulyadi.